IslamToday ID — Konser musik virtual yang diadakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), MPR dan BNPB, pada Ahad (17/5) lalu menuai banyak kritik luas. Konser amal yang konon berhasil mengumpulkan sumbangan sebesar Rp 4 miliar ini dinilai mengabaikan protokol kesehatan, physical distancing yang selama ini digembor-gemborkan oleh pemerintah. Hal ini terungkap melalui foto yang diunggah Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Benny Susetyo melalui akun twitternya.
Partai Demokrat mengkritik jalannya konser yang bertajuk “Berbagi Kasih Bersama Bimbo, Bersatu Melawan Corona”, selain tidak sesuai dengan anjuran yang selama ini dikatakan oleh pemerintah, konser ini dinilai sebagai upaya pengalihan isu atas kegagalan pemerintah menangani pandemi COVID-19.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat, Irwan. Menurutnya. sangat tidak tepat konser ini diadakan di tengah situasi carut-marut kondisi ekonomi masyarakat di tengah-tengah wabah Corona. Kegiatan tersebut justru tidak berfaedah dan hanya berfungsi sebagai pencitraan pemerintah ditengah wabah COVID-19.
“Konser digelar BPIP itu sebagai pengalihan isu dari kegagalan pemerintah tangani COVID-19. Bukannya fokus penguatan PSBB malah memilih acara seremonial seperti konser musik. Ini pencitraan akut dan menyakiti hati rakyat yang semua lagi susah,” kata Irwan, Senin (18/5/2020).
Ia menambahkan maka adalah hal yang wajar bila publik menilai jika konser tersebut untuk menutupi kedok pemerintah terhadap isu pragmatisme kebijakan penanganan COVID-19 yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi dari soal Perppu Covid-19, kartu Prakerja, relaksasi PSBB, Kenaikan iuran BPJS, hingga UU Minerba. Belum lagi pembagian bantuan sosial yang tidak merata, serta jumlah kasus corona yang terus bertambah setiap harinya.
“Permasalahan bantuan tidak merata, belum menyentuh seluruh Tanah Air, terus naiknya jumlah yang positif dan pasien yang dirawat serta membludaknya penumpang di transportasi darat, laut dan udara harusnya ini yang diutamakan, ketimbang menjadikan kegiatan konser sebagai pengalihan isu kegagalan pemerintah tangani Covid-19,” jelasnya.
Bamsoet Minta Maaf
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo menyanggah tuduhan politik pencitraan yang dialamatkan padanya. Menurutnya, perhelatan pemilu yang masih jauh sehingga tidak mungkin jika konser musik yang diadakan olehnya bersama-sama dengan BPIP dan BNPB adalah bagian dari pencitraan. Ia pun minta agar masyarakat tidak perlu bersikap nyinyir terhadap konser yang diadakan pada Ahad malam kemarin (17/5).
“Belanda masih jauh. Sebaiknya enggak perlu ngomel dan nyinyir. Percayalah, berbuat dan berbagi, membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan itu indah,” kata Bambang Soesatyo, Senin (18/5/2020).
Ia berdalih bahwa konser tersebut berlangsung secara virtual, dari rumah masing-masing. Yang berada di studio hanya Bimbo dan pembawa acara. Sedangkan para penyanyi yang mengisi konser berada di rumah masing-masing. Terkait foto yang beredar ia pun mengakui salah dan minta maaf kepada publik.
“Saya mohon maaf. Itu semua salah saya yang tidak bisa menolak permintaan spontan teman-teman kru TV untuk berfoto bersama dengan saya dan musisi senior Sam dan Acil ‘Bimbo’. Karena saking senangnya acara yang melibatkan banyak tokoh dan dipersiapkan hanya beberapa minggu saja, berjalan lancar dan sukses. Padahal sejak awal kita semua sudah berupaya menjaga jarak” ucap Bambang Soesatyo.
Menurut, politisi Golkar ini dalam penyelenggaraan konser tersebut, yang patut dipersalahkan adalah dirinya. Karena beredarnya foto tersebut akhirnya membuat masyarakat menilai telah terjadi pelanggaran protokoler kesehatan sebagaimana yang selama ini dikampanyekan. Ia pun berharap para artis, seniman dan pihak-pihak terkait tidak disalahkan.
“Jadi, kalau ada yang perlu disalahkan dari acara maupun dari foto yang seolah-olah mengabaikan protokol kesehatan, sayalah orangnya. Bukan yang lain. Karena mereka telah bekerja sukarela tanpa honor termasuk Bimbo. Bahkan beberapa seniman, musisi dan kru serta anggota tim di antaranya merogoh kocek sendiri untuk mensukseskan acara Berbagi Kasih Bersama Bimbo,” terangnya.
Banjir Kritik
Salah satu tokoh masyarakat, Ustadz Tengku Zulkarnain menyampaikan kritik pedasnya kepada BPIP. Konser yang diadakan di malam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ini juga dinilai tidak etis. Belum lagi konser tersebut diselenggarakan oleh lembaga pemerintah yang diberi gaji berjuta-juta dari negara.
Menurutnya, jika prestasi yang dicapai oleh lembaga pemerintah hanya menyelenggarakan konser musik anak SMA pun bisa melakukannya.
“BPIP digaji berjuta-juta dengan uang negara, hasil prestsinya ‘MEMBUAT KONSER MUSIK’. Anak SMA juga pandai dan hebat jika membuat konser musik. Gratisan. Tidak digaji pakai uang negara puluhan juta sebulan. Enak sekali jadi anggota BPIP. Gaji besar, kerja jadi EO. Acara itu akan semakin diyakini sebagai ijtihad yang baik jika kiyai kiyai besar ikut hadir dalam acara itu. Nanti akan jadi ‘haulan’ ke depannya,”” tulis Tengku Zulkarnain melalui akun twitternya (17/5/2020).
Sementara itu, jurnalis senior Farid Gaban turut menyampaikan kritikannya. Farid lebih menyoroti langkah BPIP yang menggelar konser untuk menggalang dana. Menurutnya, pemerintah tak beda jauh dengan yayasan yang mengumpulkan dana bantuan.
“Ketua DPR dan BPIP bikin konser narik sumbangan rakyat. Sebelumnya, Ketua MPR bikin platform donasi via HP dan Menteri Keuangan buka rekening sumbangan. Ini negara atau yayasan sih? Tugas utama membuat kebijakan publik yang benar untuk menangani wabah justru diabaikan,” imbuhnya, melalui akun Twitternya.
Selanjutnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan pun mengkritisi sikap para tokoh yang hadir dalam konser lantaran tak menjaga jarak satu sama lain. Dia mengetahui itu lewat foto yang diunggah anggota BPIP Benny Susetyo.
“Nyuruh rakyat untuk cegah penyebaran virus corona dengan jaga jarak, tapi dari foto konser MPR-BPIP ini sama sekali tidak diterapkan physical distancing,” ujarnya lewat akun Twitter @OssyDermawan, Senin (19/5).
Banyak keluhan dan kritikan turut yang disampaikan para warganet di jagad Twitter. Bahkan, hingga Senin pagi (18/5), tagar #StopKonserUnfaedah menjadi trending topic di Indonesia.
Penulis: Kukuh Subekti
Redaktur: Tori Nuariza