(IslamToday ID) – Insiden di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 50 yang melibatkan pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) dengan polisi turut mendapat perhatian dari Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi alias Kak Seto.
Kak Seto menyatakan insiden tersebut mendapat perhatiannya lantaran dalam rombongan HRS terdapat 12 anak-anak dan bayi.
“Kami dari LPAI memang sempat terkejut mendengar berita ini. Di mana dalam suasana yang penuh keriuhan itu di jalan tol KM 50 ternyata ada anak-anak dan bayi, kalau tidak salah ada 12 anak dan bayi,” ujar Kak Seto saat mengunjungi cucu-cucu HRS di Petamburan, Jakarta Pusat seperti dilihat dari Front TV pada hari Selasa (15/12/2020).
Kak Seto yang mengenakan batik cokelat langsung duduk bersama tujuh cucu HRS. Kedatangan Kak Seto juga diterima oleh perwakilan keluarga, Habib Hanif Al-Athos.
Kak Seto mengatakan, anak-anak bahkan bayi dalam insiden tersebut perlu diperhatikan kondisinya. Sebab bukan tidak mungkin mereka merasa trauma, meski saat ini kondisinya terlihat biasa-biasa saja.
“Artinya kan sering terjadi pengalaman traumatik yang tertunda, saat itu mungkin terlihat biasa, tapi beberapa saat kemudian baru muncul,” ungkapnya seperti dikutip dari Kumparan, Rabu (16/12/2020).
Untuk itu, Kak Seto menyatakan pihaknya terus memantau kondisi anak-anak tersebut, khususnya untuk menghindari adanya trauma.
“Anak-anak perlu diberi perlindungan khusus. Sehingga dalam hal ini kita lihat bagaimana kondisi anak-anak yang ikut bersama rombongan tadi. Mungkin beberapa kali kami akan memantau,” katanya.
Sementara itu, Habib Hanif Al-Athos yang juga menantu HRS, menyatakan saat insiden tersebut memang terdapat anak-anak. Ia pun berterima kasih terhadap Kak Seto yang telah memberi perhatian khusus.
“Terima kasih banyak Kak Seto atas perhatiannya. Kejadian di titik KM 50 itu memang rombongan sudah terpisah. Memang terlibat proses kejar-kejaran itu, dari Sentul sampai keluar tol Karawang Timur dan seterusnya, memang di rombongan itu ada anak-anak,” ucapnya.
Ia berharap insiden tersebut tidak terulang lagi. Sebab dikhawatirkan bisa berdampak buruk bagi anak-anak. “Jangan sampai terjadi lagi, bisa membahayakan kita,” ujar Kak Seto. [wip]