(IslamToday ID) – Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin meminta frasa “agama” tetap ada di Peta Jalan Pendidikan Indonesia (PJPI) 2020-2035. Hal itu ditegaskan oleh Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi agar peta jalan tersebut tak terkesan sekuler.
Wapres, kata Masduki, berharap masukan tokoh agar frasa agama tetap ada dalam draf Peta Jalan Pendidikan jadi pertimbangan utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Wapres menilai unsur agama atau religiusitas perlu ada dalam Peta Jalan Pendidikan sebagai realitas dari masyarakat Indonesia dan juga representasi dari undang-undang yang ada.
“Karena memang realitas di undang-undang seperti itu. Di masyarakat juga sama seperti itu, jangan membuat sebuah kebijakan yang terkesan seakan-akan ini sekuler. Itu harapan Wapres,” kata Masduki seperti dikutip dari Republika, Rabu (10/3/2021).
Wapres, kata Masduki, berharap agar Kemendikbud mengakomodasi keberatan berbagai tokoh terkait draf awal peta jalan tersebut. “Wapres mengapresiasi terhadap masukan yang diberikan berbagai tokoh agama, mulai dari NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari untuk penyempurnaan draf yang sedang disusun oleh Mendikbud,” katanya.
Masduki melanjutkan, Wapres selama ini selalu mengingatkan pentingnya mempertahankan moderasi beragama sebagai ciri khas Indonesia. Hal itu menunjukkan agama harus sebagai dasar dalam pengembangan masyarakat, termasuk pendidikan.
Selain itu, kata Masduki, salah satu tujuan pengembangan pendidikan yakni mewujudkan SDM berakhlak mulia sebenarnya juga berasal dari manifestasi agama. “Jadi jangan hanya mengandalkan kepandaianlah. Kepandaian nggak ada gunanya sebenarnya kalau kita tidak dilandasi oleh paham-paham keagamaan yang merunduk dan yang toleran,” ungkapnya.
Kritik terhadap PJPI 2020-2035 muncul dari berbagai pihak, utamanya dari PP Muhammadiyah. Ketiadaan frasa agama dalam draf tersebut dinilai inkonstitusional dan mengancam keberadaan pendidikan agama.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang ikut mengkritisi draf tersebut menawarkan perbaikan dalam visi PJPI. “Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, serta beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai agama, budaya Indonesia, dan Pancasila,” ujarnya.
Di pihak lain, Kemendikbud belakangan mengatakan agama adalah hal yang esensial bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Kemendikbud akan mempertimbangkan menambahkan kata “agama” secara eksplisit dalam Peta Jalan Pendidikan.
“Agama sangat esensial bagi kita, bangsa Indonesia dan karenanya kami refleksikan pada profil pelajar Pancasila. Kemendikbud tidak pernah berencana menghilangkan pelajaran agama. Pelajaran agama akan tetap ada,” kata Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud, Hendarman, Selasa (9/3/2021).
Menanggapi dokumen PJPI 2020-2035 yang beredar di masyarakat, Hendarman mengakui sejauh ini hanya ada satu rancangan atau draf Peta Jalan Pendidikan yang pernah dibuat. Dokumen tersebut, kata Hendarman, bukanlah dokumen final.
“Dapat dilihat pada keterangan di setiap halaman bahwa dokumen tersebut masih berupa draf. Substansinya belum lengkap, sehingga tidak dapat dikatakan dokumen final,” katanya. [wip]