(IslamToday ID) – Ustaz Abdul Somad (UAS) menggalang donasi untuk membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali. Donasi itu ia umumkan lewat akun Instagram @ustadzabdulsomad_official.
UAS menamai gerakan itu “Patungan Rakyat Indonesia untuk Pembelian Kapal Selam Pengganti Nanggala 402”. Dalam pengumpulan dana, UAS bekerja sama dengan Masjid Jogokariyan Yogyakarta.
“Setelah KRI Nanggala 402 beserta seluruh awaknya yang gugur syahid menjalani ‘Eternal Patrol’, mari kita seluruh rakyat Indonesia, bahu-membahu mengulurkan tangan dan sumbangsih membangun kekuatan armada laut kita agar kembali berjaya,” kata UAS dalam akun Instagram resminya, Senin (26/4/2021).
Ia mengatakan Indonesia dianugerahi wilayah perairan luas dari Aceh hingga Papua. Menurutnya, seluruh wilayah itu harus dijaga bersama dengan membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala-402.
UAS menilai selama ini tanggung jawab menjaga perairan Indonesia hanya dibebankan kepada TNI AL. Padahal, TNI AL juga dihadapkan dengan keterbatasan anggaran dan personel.
“Lautan kita yang luas, yang pernah dijaga dengan gagah oleh Laksamana Nala, Pati Unus, Malahayati, Baabullah, dan Nuku; yang pernah diharumkan oleh kegigihan RE Martadinata hingga pengorbanan Yos Sudarso, kini menjadi amanat di pundak kita semua, agar dapat kita wariskan kepada anak cucu kita kelak,” ujar UAS.
Ia tak lupa mencantumkan nomor rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) 7202002298 atas nama Masjid Jogokariyan. Ia juga menempel nomor WhatsApp (WA) 081311351136 untuk konfirmasi donasi.
Sebelumnya, KRI Nanggala-402 hilang kontak saat menggelar latihan di perairan Bali, Rabu (21/4/2021). Kapal selam buatan Jerman 40 tahun lalu itu membawa 53 awak.
Usai pencarian berhari-hari, TNI menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman lebih dari 800 meter dan terbelah tiga bagian. TNI juga menyatakan 53 awak di dalam kapal selam itu meninggal.
Harga Kapal Selam Baru
Harga satu unit kapal selam baru sejenis KRI Nanggala-402 ditaksir mencapai 400 juta dolar AS atau setara Rp 5,8 triliun. Indonesia sendiri melalui PT PAL Indonesia (Persero) telah mampu memproduksi kapal selam jenis Chang Bogo Class.
Kapal selam yang dikembangkan bersama Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co Ltd (DSME) Korea Selatan itu telah diproduksi sebanyak tiga unit untuk armada TNI AL. Saat ini, praktis TNI AL hanya memiliki empat unit kapal selam aktif setelah musibah KRI Nanggala-402.
Kapal selam KRI Nanggala-402 termasuk produk laris yang menjadi unggulan ekspor Jerman.
Kapal selam KRI Nanggala-402 adalah kapal selam serang bermotor diesel-listrik tipe U-209 buatan Jerman. Kapal selam itu diproduksi tahun 1978 di galangan Howaldtswerke-Deutsche Werft di Kiel, dipesan Indonesia tahun 1979 dan diserahkan kepada Indonesia Oktober 1981 di Jerman.
Perusahaan itu kemudian mengalami kesulitan finansial dan diambil alih oleh raksasa industri Thyssenkrupp, hasil merger dua perusahaan besar Thyssen dan Krupp.
Kapal Selam Terlaris
KRI Nanggala-402 sempat dimodernisasi di Jerman tahun 1989, kemudian diperbarui lagi tahun 2012 di Korea Selatan. TNI AL memiliki satu kapal selam lain dengan model yang sama, yaitu KRI Cakra yang juga dibuat di Jerman pada akhir tahun 1970-an, sedangkan tiga model U-209 yang lebih baru dibuat di Korea Selatan.
Dikembangkan tahun 1960-an untuk menggantikan kapal selam era Perang Dunia II, tipe U-209 tidak pernah digunakan oleh angkatan laut Jerman, tetapi menikmati kesuksesan sebagai produk ekspor unggulan.
Lebih dari 60 kapal selam tipe ini telah dijual ke berbagai negara, termasuk Yunani, India, dan Turki. Argentina pernah mengerahkan U-209 miliknya ketika melawan Inggris dalam Perang Falklands atau lebih beken dengan nama perang Malvinas.
Model non-nuklir terlaris tipe terbaru U-209 berbobot 1.400 ton sekarang masih dibangun di galangan kapal Thyssenkrupp di Jerman atas pesanan Mesir. Thyssenkrupp pada situs webnya mengatakan bahwa model U-209 terinspirasi kapal selam angkatan laut Jerman, tetapi diperbesar untuk dapat beroperasi di perairan yang lebih dalam dan bisa membawa lebih banyak peralatan.
“Inilah model kapal selam non-nuklir terlaris di dunia Barat,” kata Thyssenkrupp.
KRI Nanggala-402 pertama kali diperlihatkan kepada publik Indonesia pada peringatan 36 tahun TNI, 5 Oktober 1981, dan diresmikan penugasannya dua pekan kemudian oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan saat itu, Jenderal M Jusuf. [wip]