IslamToday ID –Beberapa organisasi pers di Indonesia menanggapi dan mengutuk keras tindakan militer Israel yang meratakan gedung 12 lantai di Gaza. Pasalnya, didalam gedung tersebut juga terdapat kantor sejumlah media asing yang bermarkas di sana.
Organisasi pers di berbagai daerah, seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Ikatan Wartwan Online ( IWO), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) serta, Jurnalis Islam Bersatu ( JITU ) menilai serangan tersebut adalah upaya pembungkaman dan sensor terhadap pemberitaan media atas kekerasan yang dilakukan di Jalur Gaza.
Bahkan AJI juga mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk segera mengambil tindakan perlindungan dan jaminan kemanan meliput terhadap seluruh awak media di area konflik Israel-Palestina.
“Perlindungan terhadap jurnalis di area konflik adalah mutlak harus dilakukan oleh negara manapun karena dijamin oleh hukum internasional. Tindakan itu tidak hanya mencederai norma dan kesepakatan tetapi juga merupakan tindakan kriminal yang harus dilawan bersama, PBB segera mengupayakan perlindungan penuh terhadap jurnalis yang bekerja di Jalur Gaza dan area konflik Israel-Palestina serta menjamin agar informasi dapat dibuka seluas-luasnya pada masyarakat internasional.” tegas Sasmito Madrim , Ketua AJI Indonesia , dilansir Kontan.co, Selasa ( 18/05)
Kemudian, ketuan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Empat Lawang, Beni Syafrin mengatakan penyerangan tersebut merupakan aksi keji di masa modern ini.
“Maka dari itu meskipun kita tidak bisa memberikan dukungan moril serta bertindak langsung membela saudara-saudara di Palestina, kita sebagai Jurnalis mari gencarkan pembelaan terhadap saudara muslim di Palestina melalui karya jurnalistik kita,” sebut Beni.
Selanjutnya, Ketua Ikatan Wartwan Online (IWO) Kabupaten Empat Lawang, Amri Wijaya menegaskan bahwa dirinya tidak ridho dengan aksi penyerangan oleh zionis Israel terhadap negara Palestina.
“Kita sebagai rekan satu profesi sangat sedih dan prihatin dengan kondisi kawan-kawan wartawan di Palestina dan saudara-saudara muslim di sana. Semoga azab Allah segera diturunkan kepada zionis Israel laknatullah,” ujar Amri.
Tak hanya itu, Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) cabang Karawang Aep menuturkan bahwa Pers adalah sepasang mata yang membantu masyarakat menentukan keberpihakan.
“Bila mata itu dibutakan salah satu atau semuanya, nilai keberpihakan dan kebenaran akan timpang. Padahal demokrasi, seperti yang kita tahu, dibangun di atas pilar keberpihakan,” ungkapnya, dikutip dari rmoljabar.id .
Untuk itu, PWI Karawang mengajak profesi wartawan melakukan aksi solidaritas. Aksi yang digelar itu dilakukan bersama Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan rekan-rekan jurnalis karawang.
Jurnialis Muslim Serukan sikap
Forum Jurnalis Muslim (Forjim) menyebutkan tindakan penyerangan kantor media jelas melanggar Konvensi Jenewa 1949 yang melindungi hak jurnalis dan media untuk menginformasi dari wilayah perang.
“Namun pihak Israel berdalih bahwa gedung itu dihuni oleh kelompok gerakan Hamas, tidak dibernarkan menyerang fasilitas media,” tegas Ketua Umum Forjim Dudy S Takdir dalam keterangan tertulis, Senin (17/5)
Dalam pandangan Forjim, pengoboman gedung 12 lantai itu menargetkan masyarakat sipil, medis dan jurnalis, namun Israel berdalih dengan mengatakan yang menjadi target adalah markaz Hamas.
“Berdasarkan informasi dari anggota Forjim di Gaza, sebelumnya memang ada peringatan untuk mengosongkan gedung namun pemilik gedung sempat minta tambahan waktu 10 menit agar para jurnalis dapat mengambil peralatan, tapi ditolak militer Israel,” katanya.
Penulis Kanzun