IslamToday ID —Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu, mengatakan BUMN di era Presiden Jokowi bertolak belakang dengan strategi BUMN di masa pemerintahan sebelumnya.
BUMN dahulu ditargetkan untuk memasuki pangsa pasar diluar negeri. Sejumlah perusahan plat merah didorong untuk mendapatkan kontrak investasi di luar negeri. Sebaliknya, di tahun sekarang BUMN bertindak sebagai tuan rumah investor asing.
“Cita-cita semua menteri dan presiden sebelumnya adalah membuat BUMN go Global. yang dimaksud go global adalah BUMN mengejar pasar di luar negeri,” ungkapnya dalam kanal Youtubenya berjudul ‘BUMN China Diberi Karpet Merah. Masa Bodoh Soal Kedaulatan Negara’ Jum’at (11/06/2021)
Ia mencontohkan, dulu waskita adi karya pp didorong ke timur tengah untuk mendapat kontrak di timur tengah. Pabrik semen milik BUMN juga diperintahkan untuk membeli pabrik semen di Vietnam, Thailand dan negara negra lain, untuk mengambil pangsa pasar disana.
Sebaliknya, kini BUMN justru menggelar karpet merah untuk investor asing. Mengundang perusahaan luar negeri masuk ke Indonesia dan mengambil pangsa pasar para kontraktor swasta dan BUMN yang juga sudah kesulitan. Hal ini tentunya akan memberikan dampak buruk pada sejumlah perusahaan kontraktor swasta yang ada di Indonesia.
“Di tengah bangkrutnya para kontraktor , pemerintah mengundang kontraktor lain masuk ke Indonesia untuk mengambil pangsa pasar di Indonesia itu menurut saya akal sehat saya sulit sekali menangkapnya, sulit sekali menangkap,” ujarnya
Salah satu peristiwa yang saat ini terjadi, misalnya PT Waskita Karya yang menggandeng BUMN China. Ia mempertanyakan apakah perusahaan kontraktor Indonesia tidak ada yang mampu menangani proyek sehingga memilih BUMN China.
Selain itu, langkah ini, menurutnya juga dapat mengancam kedaulatan Indonesia bila semua infrastruktur sudah dikuasai oleh negara luar. Namun tampaknya pemerintah masa bodoh dalam persoalan ini.
“Saya pikir itu yang bisa terjadi masa bodoh terhadap ancaman kedaulatan yang penting infrastruktur jadi dan BUMN sekarang benar-benar digunakan untuk bendera masuknya perusahaan-perusahaan atau negara lain,” ujar Said Didu.
Ia menyarankan, perusahaan jasa kontruksi di Indonesia baik swasta ataupun BUMN lainnya melakukan protes terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Sebab, dalam analisisnya, tak hanya jasa kontruksi yang akan diambil oleh investor asing, tetapi juga beberapa sektor lainnya yang dapat diambil alih. Seperti, pabrik semen, hingga perusaan telekomunikasi.
“jadi saya heran sekali go global kok dibalik mengundang investor asing masuk Indonesia, harusnya protes pertama ini masalah perusahaan jasa konstruksi.” Kata Said Didu
“ya , bahwa nanti juga kira-kira siapa tau berikutnya akan mengundang bank asing masuk ke Indonesia mengambil pangsa pasar bumn , mengundang pabrik semen masuk Indonesia, mengundang pabrik pupuk masuk Indonesia, mengundang perusahaan telekomunikasi asing masuk ke Indonesia,” tandasnya
Penulis Kanzun