IslamToday ID — Kasus baru corona di Indonesia makin meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Melansir data Satgas Covid-19, hingga Jumat (18/6) ada tambahan 12.990 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.963.266 kasus positif Corona.
Melihat kondisi ini, pakar politik Rocky Gerung melihat pemerintah seolah hanya ingin menyalahkan masyarakat. Padahal menurut Rocky, pemerintahlah yang terlihat tidak serius dalam menerapkan kebijakan protokol kesehatan.
Rocky menyebutkan keseriusan pengendalian covid 19 juga harus berbasis pada birokrasi di pemerintah daerah bukan hanya terletak pada pemerintah pusat saja.
“Bukan karena tidak didisiplinkan juga, karena merasa ya enggak ada yang serius yang diperlihatkan (Kebijakan), “ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (18/6/2021)
Ia pun mencontohkan salah satu kasus nya. Dalam video sidak Gubernur Ganjar Pranowo memperlihatkan pasien covid dijaga langsung oleh anggota keluarganya. Padahal dalam peraturan yang ada, seharusnya keluarga tidak diperbolehkan berkontak langsung dengan penyitas covid 19.
“Yang dilihat dalam saya melihat video terakhir dari Gubernur Ganjar yang menemukan bahwa rumah sakit di Kudus atau daerah jawa tengah itu itu pasien covidnya dijaga keluarganya dan ini Artinya tidak ada keketatan, bahwa enggak boleh dijaga. Tentu kita bisa bilang Ganjar tidak konsisten, tidak secara ketat, tapi ini satu kebijakan besar yang gagal untuk menyadarkan publik tentang pentingnya yang disebut 3M,” kata Rocky Gerung.
Selain itu, Rocky juga menilai pesan 3M yang selalu digadang-gadang pemerintah hanya menjadi iklan saja, sebab pemerintah sendiri juga tidak mengikuti aturan tersebut. Dalam analisisnya, pemerintah selalu berdalih menumbuhkan ekonomi , jika tertangkap melanggar prokes.
“Yaudah lakukan lebih ketat tapi dengan konsekuensi kabinet juga harus ketat beri contoh jangan kabinet masih bolong-bolong, curi-curi ruang untuk berkumpul dengan alasan menghidupkan ekonomi,” sebut Rocky
“Ini seolah-olah presiden Jokowi hanya pasang iklan 3M pakai masker tapi di daerah kesadaran itu tidak muncul. Apalagi banyak pejabat yang menganggap ya kita bisa sebetulnya kalau bikin kegiatan mengundang orang asal terbatas harusnya sama sekali nggak boleh itu,” sambungnya.
3T Tidak Maksimal
Tak hanya itu, Rocky menilai melonjaknya kasus Covid -19 ini juga disebabkan karena tidak maksimalnya penerapan praktik 3T (Tracing, Testing, Treatment) di kota-kota kecil oleh pemerintah.
Menurut Rocky selama ini penerapan 3T hanya menyasar ke kota-kota besar saja.
“Jangan sekedar 2-3 kota yang dianggap tempat sukses sudah dipamerkan. Namanya pandemi, kalau di Jakarta dibuat seteril ( penerapan 3T) daerah lain enggak dibuat seteril ( penerapan 3T) sama aja enggak bermanfaat , karena setiap saat covidnya bisa pindah dengan aturan yang masal. Yang belum ada disiplin ditetapkan justru dari kabinet (pemerintah),” jelasnya.
Kemudian Rocky memaparkan apabila pemerintah secara rutin melakukan penerapan 3T ke seluruh kota di Indonesia, tentu peta zona merah akan terlihat di seluruh Indonesia dan menjadi zona berbahaya.
“Kalau Jakarta zona merah itu pasti benar karena Jakarta 10 kali lipat melakukan prosedur yang ditetapkan WHO maka pet aitu benar tapi kalau misalnya daerah sedikit ke arah luar Jakarta kea rah Serang segala macam itu masih ditemukan kuning ya sebenarnya sudah dia udah merah juga cuman testingnya enggak ada kan. Kalau testingnya sedahsyat Jakarta itu satu Indonesia udah merah padam itu,” tutupnya.
Penulis Kanzun Dinan