IslamToday ID — Mantan Sekertaris BUMN Muhammad Said Didu menilai BUMN sekarang telah menjadi partai politik dan alat politik. Pasalnya BUMN kini telah digunakan oleh orang-orang yang seolah ingin menumbangkan salah satu lawan partai politiknya.
Ia juga melihat komisaris-komisaris BUMN sekarang ini lebih sering berbicara atau berkomentar diluar ranah pekerjaannya.
“Saya menyatakan bahwa bumn seakan-akan sudah partai politik tertentu,” sebut Said Didu dalam Youtube pribadinya. Minggu (27/06/2021)
Menurutnya, Komisaris BUMN saat ini hanya memiliki pengetahuan seputar politik saja. Padahal seharusnya Komisaris BUMN harus memiliki kriteria yang sangat penting, yaitu mempunyai keahlian profesi dalam bidangnya.
Dan menurut pandangannya, komisaris komisaris tersebut seolah menjadi tim sukses, kemudian rakyat akan berpikir Menteri BUMN Erick Thohir memiliki keinginan untuk maju dalam pemilu 2024.
“Seperti partai politik karena komisaris komisaris itu lebih hobi bicara secara politis daripada secara professional. Orang sudah berpendapat bahwa bisa saja Erick Thohir punya cita-cita untuk maju sehingga sekarang para komisaris sedang menjadi Tim sukses. Sehingga musuh politiknya mau dihabisi. Selain BUMN ini rugi, sudah digunakan sebagai alat politik,” ujar Said Didu
Ia pun memaparkan beberapa contohnya terkait komisaris BUMN telah menjadi tim sukses, seperti peristiwa yang baru terjadi hari Minggu lalu. Komisaris Independen PT Askrindo (Persero), BUMN asuransi kredit, Kemal Arsjad yang mengunggah cuitan bahwa ingin meludahi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kemudian, peristiwa April lalu, Komisaris Independen PT Pelni Kristia Budhyarto yang mencopot jabatan pejabat di jajarannya yang menyelenggarakan kajian online Ramadan karena adanya dugaan isu radikalisme.
Menurut Said Didu dua hal tersebut, para komisaris seolah sedang melalukan kampanye yang ingin menjatuhkan lawan politiknya.
“Tidak heran kalau muncul pernyataan-pernyataan yang seakan-akan masih sedang kampanye seakan-akan sedang kampanye sehingga muncullah puncaknya hari ini ( kasus Komisaris PT Askrindo),” ucapnya.
Sebagai orang yang pernah berkecimpung dalam BUMN, Said Didu menyebutkan bahwa seorang Komisaris BUMN memiliki peraturan yang harus ditaati. Misalnya, tidak boleh menjadi tim sukses baik daerah maupun pusat. Karena hal ini akan mempengaruhi kinerja BUMN.
Tak hanya itu, bila diketahui menjadi tim sukses, maka orang tersebut akan kehilangan jabatannya di BUMN. Said Didu menjelaskan saat dirinya masih bekerja di BUMN, pihaknya sering memberhentikan sejumlah komisaris yang tidak taat aturn.
“Saya ingat ada dulu, banyak yang kami berhentikan dulu karena kita tahu bahwa dia menjadi tim sukses, menjadi relawan, dia diam-diam menjadi tim sukses, kita larang. Bermain politik apalagi sudah menyatakan pernyataan politik yang tadi komisaris askrindo,” jelas Said Didu.
Penulis Kanzun Dinan