(IslamToday ID) – Virus corona atau Covid-19 kini telah bermutasi dengan berbagai varian baru. Bahkan, beberapa varian memunculkan adanya gejala-gejala baru.
Pada awal bulan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan nama-nama baru bagi varian virus corona yang tersebar di berbagai negara. Penamaan ini dilakukan dengan sejumlah pertimbangan.
“WHO mengumpulkan sekelompok ahli mitra dari seluruh dunia untuk melakukannya, termasuk para ahli yang merupakan bagian dari sistem penamaan yang ada, ahli nomenklatur dan taksonomi virus, peneliti, dan otoritas nasional,” tulis keterangan WHO seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (30/6/2021).
Berikut catatan lengkapnya, seperti dikutip dari berbagai sumber:
– Varian B.1.1.7 (Alpha)
Varian ini pertama kali muncul di Inggris pada akhir tahun lalu. Gejala dari varian ini yaitu demam, batuk, sulit bernapas, menurunnya fungsi indera pengecap dan penciuman, hingga keluhan di saluran pencernaan.
– Varian B.1.351 (Beta)
Varian ini pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada Oktober 2020. Varian ini disebut memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat dan berpotensi mengakibatkan kematian yang tinggi.
– Varian P.1 (Gamma)
Varian ini pertama kali ditemukan di Brasil. Sebelumnya, varian ini disebut sebagai varian Brasil.
– Varian B.1.617.2 (Delta)
Ini merupakan varian dari mutasi ganda E484Q dan L452R. Varian ini disebut lebih cepat menular dan bisa menyebar lebih cepat.
– Varian B.1.427/B.1429 (Epilson)
Varian ini pertama kali ditemukan di California, Amerika Serikat (AS). Varian ini dikhawatirkan sebagai varian yang mengarah kepada tingkat penularan dan penyakit yang lebih parah.
– Varian P.2 (Zeta)
Varian ini pertama kali terdeteksi di Inggris dan disebutkan menyebar di Rio De Janeiro, Brasil. Mengutip dari berbagai sumber, varian ini tidak mengandung mutasi penting sebagaimana yang dibawa varian Gamma.
– Varian B.1525 (Eta)
Ini adalah varian yang baru-baru ini diidentifikasi di Inggris. Hingga saat ini, tidak ada bukti spesifik varian ini lebih cepat menular atau mengarah ke penyakit yang lebih parah.
– Varian P.3 (Theta)
Pertama kali terdeteksi di Filipina pada Maret 2021 lalu. Namun, hingga saat ini belum ada cukup bukti yang kuat varian tersebut berdampak pada kesehatan masyarakat.
– Varian B.1.526 (Lota)
Varian ini ditemukan pada sampel yang dikumpulkan di New York pada November tahun lalu. Belum diketahui secara pasti apakah virus ini lebih cepat menular.
– Varian B.1.617.1 (Kappa)
Ini merupakan varian baru yang terdiri dari mutasi ganda. Kappa dan Delta terbukti resisten terhadap antibodi Bamlanivimab yang digunakan untuk pengobatan Covid-19.
– Varian C37 (Lambda)
Varian ini pertama kali ditemukan di Peru pada Agustus 2020 lalu. Varian ini telah menyebar ke 29 negara seperti Argentina, Brasil, Kolombia, Ekuador, hingga Meksiko.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada bukti konkret varian tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Gejalanya pun serupa seperti demam tinggi, batuk, hingga kehilangan indera penciuman. [wip]