IslamToday ID — Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan bahwa pemerintah selalu mengelak terkait pernyataan ke-tidak aman-nya utang pemerintahan yang berpotensi kegagalan dalam pembayaran utang.
Padahal beberapa kalangan sudah mengingatkan pemerintah terkait utang Indonesia, misalnya saja Faisal Basri, Anthony Budiawan, hingga BPK. Namun tetap saja, pemerintah selalu membantah warning yang disampaikan para ekonom.
Tak hanya itu, pemerintah juga selalu berdalih ‘aman,aman,’ dalam menjawab persoalan tersebut.
“Peringatan BPK tidak boleh dianggap enteng oleh pemerintah ya bahwa berpotensi gagal untuk bayar utang. Peringatan ini kan sebetulnya sudah disampaikan oleh para ekonom jauh-jauh sebelumnya oleh Rizal Ramli, Faisal Basri, Anthony Budiawan, oleh saya dan banyak lagi yang memperingatkan tapi biasa selalu jawabannya standar itu aman itu,” katanya dalam webinar, Sabtu ( 03/07/2021)
Fuad mengkhawatirkan sikap pemerintah saat ini yang selalu menghiraukan peringatan tersebut. Pasalnya, saat akan terjadi krisis moneter pada 1998, pemerintahan kala itu juga selalu mengelak warning yang mengakibatkan ketidaksiapan menghadapi krisis, serta kelumpuhan ekonomi.
“Saya ingat ya menjelang krismon itu disampaikan juga oleh pemerintahan oh nggak papa itu yang terjadi krismon di Thailand kita mah aman kita fundamental kuat segala macem gitu kan, saya terus terang aja tapi sungguh saya sampaikan itu enggak betul, saya bilang gitu, saya malah menduga kita akan lebiih dulu mengalami krisis, tapi kemudian kita crash, udah bener terjadi krismon, pemerintah selalu mengatakan akan aman sampai nanti harinya bener-bener terjadi kelumpuhan seperti itu ,” jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti pola utang yang ada pada rezim ini. Menurut dia, dari total utang pemerintah sebanyak 80 persennya berasal dari surat berharga negara (SBN) dan surat utang Megara (SUN).
Fuad menduga utang pemerintah yang membengkak ini terjadi karena Ide Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memperkenalkan SBN. Padahal, menurutnya, pemerintahan sebelumnya tidak mengenal SBN.
“Makanya saya pikir yang paling bertanggung jawab atas terjerumusnya Indonesia ke dalam utang seperti ini, lembah utang ini yang berat ya menteri keuangan Sri Mulyani , ya karena beliaulah yang pertama kali memperkenalkan SBN yang dapat diperjualbelikan di pasar itu,” ujarnya.
“Pak Habibie, Presiden gusdur, Megawati tidak mau memperkenalkan SBN atau sun itu tadi,” bebernya.
Fuad berharap pemerintah dapat belajar dari masa lalu dalam megelola utang, pada masa krisis moneter, utang terjadi pada swasta, tetapi pemerintahan Suharto dapat mengantisipasinya. Namun ditahun ini, bila pemerintah gagal bayar utang , maka dapat menyebabkan kondisi yang berbahaya bagi Indonesia.
“Kenapa bisa begitu mestinya kita harus belajar, iya pemerintah karena masih ok masih bisalah menjadi penolong ( pada krisis moneter ) tapi ingat dong kalau sekarang ini kalau pemerintah gagal bayar siapa yang akan bayar? wong swastanya senin-kamis bumn sakit-sakit ekonomi sakit, “ tutupnya.
Penulis Kanzun Dinan