(IslamToday ID) – Pada pertengahan September lalu Presiden Jokowi mengundang kalangan peternak nasional ke Istana Kepresidenan Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, kalangan peternak mengeluhkan harga pakan jagung yang terus melambung tinggi. Mereka menjerit karena mengalami kerugian dalam jumlah besar.
Saat itu, Jokowi langsung memerintahkan jajarannya untuk mengatasi hal tersebut. Jokowi ingin agar masalah harga pakan jagung bisa segera selesai.
Instruksi itu kemudian ditindaklanjuti. Kementerian Pertanian telah mengirimkan jagung subsidi seharga Rp 4.500 per kilogram (kg) kepada Koperasi Peternak Ayam Blitar agar ketersediaan pakan ayam terjangkau.
Meski demikian, jagung tersebut memiliki kadar air 25-29 persen, sementara standar kadar air jagung layak untuk pakan ayam hanya 15 persen. Para peternak mengaku menerima jagung dalam kondisi basah.
“Dengan kondisi basah, peternak takut ambil,” kata Ketua Pinsar Petelur Nasional Yudianto Yosgiarso seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (2/10/2021).
Meski sebagian basah, namun hal ini adalah bagian dari membangun kemitraan dan kepercayaan antara gabungan kelompok tani dengan peternak.
Yudianto meminta komitmen pemerintah menyiapkan 30.000 ton jagung segera terealisasi. Saat ini, sambungnya, peternak masih kesulitan mencari pakan dari jagung, meski harganya Rp 5.300-Rp 5.700 per kg.
Sebagai informasi, Yudianto sendiri merupakan salah satu peternak yang hadir saat bertemu Jokowi beberapa waktu lalu.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN menugaskan Perum Bulog untuk memasok 30.000 ton jagung pakan kepada peternak rakyat dengan harga yang sesuai dengan Harga Acuan Pemerintah (HAP) yaitu Rp 4.500 per kg.
Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara, Alvino Antonio mengatakan, masalah pakan unggas bukan karena jagung yang tidak ada, tapi harga jagungnya yang mahal.
Harga yang beredar di pasar tidak sesuai dengan harga acuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 7/2020 yaitu Rp 4.500. Alvino dan peternak mempertanyakan surplus jagung yang tak selaras dengan harga di pasar yang tetap tinggi.
“Ditambah lagi peternak rakyat rugi karena harga jual telurnya di kandang sekitar Rp 14.500-15.000 per kg, sedangkan HPP mereka karena harga jagung di kisaran Rp 6.000-6.200 per kg, kemudian HPP peternak rakyat di Rp 21.000 per kg, jadi peternak menanggung kerugian antara Rp 6.000-7.000 per kg,” ujarnya. [wip]