(IslamToday ID) – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kota Sorong, Papua terjadi dalam beberapa hari terakhir. Bahkan harga eceran BBM jenis Pertalite di kota itu tembus Rp 50.000 per liter.
Dikutip dari Tribunnews Papua Barat, pada awal kelangkaan BBM, harga Pertalite sudah dipatok seharga Rp 30.000 per liter di tingkat pengecer. Padahal saat normal, harga Pertalite di pengecer dibanderol seharga Rp 15.000 per liter.
Dilansir dari Antara, Senin (8/11/2021), PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua-Maluku meminta masyarakat Kota Sorong dan sekitarnya agar jangan mempercayai informasi bohong (hoaks) terkait terjadinya kelangkaan BBM yang meluas melalui media sosial.
Pasalnya, informasi tersebut membuat panik masyarakat dan berdampak terhadap munculnya kekhawatiran massal yang berujung pada antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Sorong dan sekitarnya.
Area Manager Communication Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua-Maluku, Edi Mangun mengatakan kekhawatiran masyarakat pelanggan Pertamina ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menjual BBM jenis Pertalite dengan harga yang jauh di atas harga kewajaran yang ada di SPBU.
Ia mengatakan, hal ini terbukti dengan penangkapan yang dilakukan oleh pihak Polresta Sorong terhadap oknum yang membeli BBM di SPBU dan kemudian menjual BBM dengan harga yang sangat tinggi.
Edi menegaskan bahwa stok BBM di Fuel Terminal Sorong masih tersedia, bahkan dipastikan dapat bertahan antara 4 hingga 5 hari ke depan. Selain itu, sesuai jadwal direncanakan pada tanggal 8 November 2021 kapal pengangkut BBM akan bongkar muatan.
Kemudian, pada 9 November 2021 akan datang kapal tanker pengangkut BBM dari Fuel Terminal Integrated Wayame dan melakukan bongkar muatan di Sorong, sehingga pasokan BBM dinyatakan aman.
“Menyikapi informasi yang beredar tentang kelangkaan BBM, dengan ini kami nyatakan itu merupakan berita bohong dan masyarakat telah termakan berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, sehingga berbondong-bondong mengantre BBM. Perlu kami tegaskan bahwa stok BBM di fuel Terminal Pertamina Sorong itu masih aman, bahkan hingga 4 atau 5 hari ke depan,” katanya.
Lebih lanjut kata Edi Mangun, untuk mengatasi antrean yang terjadi di SPBU, pihak Pertamina juga telah mendistribusikan BBM ke SPBU secara bertahap guna mengurai antrean panjang, serta menindaklanjuti gerombolan penimbun BBM yang telah berhasil diungkap pihak kepolisian.
Dikatakan, situasi yang dikhawatirkan tidak benar-benar terjadi, sejak Jumat (5/11/2021) malam pihak Pertamina telah melakukan normalisasi ke semua SPBU, sesuai dengan jatah harian SPBU masing-masing.
Kemudian Sabtu (6/11/2021) Fuel Terminal Sorong telah menambah pengiriman pasokan hingga lebih dari 200 persen dari pasokan harian yang normal untuk menyelesaikan antrean panjang di SPBU.
Kejadian ini jika terus bertahan akan membahayakan kita semua, sebab jika isu ini tetap terus dihembuskan dan kita mempercayai, maka imbasnya kepada masyarakat sendiri, perlu diketahui pihak kepolisian juga telah memeriksa oknum yang memanfaatkan kejadian ini dengan melakukan penimbunan.
“Sebab ketika warga yang biasa mengantre dengan hanya 1 sampai 2 liter untuk motor atau 5 sampai 10 liter untuk mobil akan terhambat,” ujarnya.
Edi juga menambahkan bahwa Pertamina sampai hari ini tidak ada isu untuk menaikkan harga Pertalite seperti apa yang saat ini disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu Edi juga mengajak warga Kota dan Kabupaten Sorong agar melawan informasi bohong yang disebarkan oleh oknum penimbun BBM yang tidak bertanggung jawab.
Ia menjelaskan juga bahwa Fuel Terminal Sorong telah mendistribusikan BBM ke daerah Sorong Selatan sebanyak 25 KL dan Kabupaten Sorong sebanyak 40 KL guna menanggulangi isu kelangkaan BBM ke daerah di luar Sorong yang juga terimbas dari wilayah Kota Sorong. [wip]