(IslamToday ID) – Sedikitnya 21 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dari Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua menyerahkan diri ke Polres Kepulauan Yapen.
Penyerahan diri itu sekaligus dibarengi dengan ikrar pengakuan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di lapangan apel Mapolres Kepulauan Yapen.
Hadir pada acara itu Asisten II mewakili Bupati Kepulauan Yapen Edy Mudumi, Kepala Kesbangpol Sony Woria, PJU Polres Yapen serta para kepala kampung.
Salah satu KKB yang menyerahkan diri mengakui telah mengikuti jalan yang salah, sehingga sekarang mau kembali untuk bersatu bersama-sama mewujudkan persatuan Republik Indonesia.
“Bapak Kapolres sudah sampaikan kita tidak perlu lagi merdeka. Kami semua sudah sepakat untuk mengantarkan diri ke sini dan mengakui kesalahan-kesalahan kami. Oleh karena itu sekarang kami mau kembali dan bersatu bersama-sama dalam memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar salah satu KKB itu seperti dikutip dari Sindo News, Senin (20/12/2021).
Kapolres Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi menyatakan, pihaknya menyambut baik upaya nyata dari semua warga untuk hadir menyerahkan diri dan berikrar semua adalah NKRI. “Papua dari dulu adalah Indonesia, Indonesia adalah Papua. Jadi sudah tidak ada lagi perjuangan-perjuangan yang di luar, tidak ada lagi yang namanya perjuangan mengatasnamakan Papua merdeka atau West Papua, Papua Barat,” tegasnya.
Menurut Kapolres, sebagai calon generasi penerus bangsa, sudah saatnya berjuang untuk menyejahterakan masyarakat dengan menambah kualitas sumber daya manusia khususnya di Kabupaten Kepulauan Yapen.
“Kemudian dari sisi pendidikan, sisi kesehatan juga sama, kita menjaga saudara-saudara kita, orang tua serta adik-adik kita semuanya dari penyakit. Apalagi saat ini kita menghadapi pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Kapolres menambahkan, aparat keamanan di daerah yakni Polres dan Kodim 1709/Yawa mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga wilayah. “Masyarakat Yapen telah kami anggap sebagai bagian dari keluarga kami TNI-Polri, termasuk juga pemerintah daerah tidak tinggal diam,” katanya.
Maka dari itu, setelah melaksanakan kegiatan penegakan hukum, pihaknya akan terus melakukan upaya penegakan secara persuasif dan humanis untuk memberikan pemahaman serta meyakinkan saudara-saudara semuanya bahwa aparat TNI-Polri yang ada di Kepulauan Yapen ini bukan sebagai musuh tapi sebagai keluarga.
Menurutnya, kehadiran TNI-Polri di Yapen membantu pemerintah daerah untuk membangun Kepulauan Yapen dan membantu percepatan kesejahteraan agar bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat, dari sisi pendidikan dan kesehatan.
“Saat ini kita juga fokus melindungi masyarakat serta menjaga masyarakat dalam menyongsong perayaan Hari Natal di tanggal 25 Desember di tahun 2021. Kita harus pastikan bahwa perayaan Natal berjalan dengan damai, aman, suka cita, dan penuh hikmat, sehingga saudara kita semua yang merayakan Natal dapat melaksanakan ibadah dengan tenang,” bebernya.
Pada kesempatan yang sama, Dandim 1709/Yawa Letkol Inf Catur Prasetyo mengatakan keberadaan TNI dan Polri bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, tapi bersama-sama ingin memajukan pembangunan di wilayah Kepulauan Yapen.
“Jadi tidak ada lagi yang berpikir bahwa Papua itu akan merdeka. Kami sangat bangga dan senang kerja sama antara TNI dan Polri yang ada di wilayah, sehingga rekan-rekan kita ini, adik-adik saya dapat dengan kesadaran yang cukup tinggi mau kembali ke pangkuan ibu pertiwi, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Pihaknya pun mengucapkan banyak terimakasih dan bangga kepada masyarakat khususnya di Pemkab Kepulauan Yapen. “Terima kasih juga kepada Bapak Kepala Kampung yang sudah berusaha untuk menyadarkan semuanya, sehingga ada kemauan dari diri sendiri untuk kembali ke pangkuan ibu Pertiwi tanpa paksaan,” pungkasnya. [wip]