(IslamToday ID) – Seluruh rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang berjumlah 11 unit sudah selesai diproduksi di CRRC Sifang, Qingdao, Provinsi Shandong, China.
Bukan hanya EMU, satu unit Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi juga sudah rampung diproduksi. Selesainya proses produksi rangkaian EMU bertipe CR400AF ini menambah pencapaian KCJB sepanjang 2022.
“Bisa kami sampaikan jika seluruh EMU dan satu CIT untuk KCJB telah selesai produksi dan sekarang sedang memasuki tahap static commissioning dan dynamic test,” kata Presiden Direktur KCJB, Dwiyana Slamet Riyadi, Jumat (8/4/2022).
Rangkaian EMU dan CIT ditargetkan tiba di Indonesia pada semester II 2022. EMU merupakan rangkaian kereta cepat dengan spesifikasi canggih dan mampu memonitor bahaya seperti bencana gempa bumi, banjir, hingga serangan objek asing, serta tahan api.
“Di dalamnya terdapat teknologi canggih berupa disaster monitoring sehingga kereta ini bukan hanya mampu melesat dengan cepat, namun juga memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang sangat tinggi,” jelas Dwiyana seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Sistem keamanan yang terpasang dalam rangkaian EMU KCJB akan ditopang oleh berbagai instrumen keamanan seperti Dispatching Monitoring Center, sensor pendeteksi ancaman di sepanjang trase KCJB, dan Disaster Monitoring Terminal di Tegalluar sebagai pusat pengelolaan data kebencanaan.
Selain itu, Dwiyana mengatakan, ada juga instrumen pengamatan langsung di lapangan dengan CCTV yang tersambung ke command center KCJB untuk mengirim informasi visual.
Ia menjelaskan, operasional KCJB ditopang dengan teknologi CTSC 3/GSM-R network dan fiber optik yang sudah terbukti secara global dalam hal keselamatan perkeretaapian, khususnya kereta cepat.
Selain itu, sambungnya, juga terdapat Internal dan Eksternal Lighting Protection System pada konstruksi KCJB.
“Sistem keamanan KCJB tidak hanya terpasang pada rangkaian EMU. Mulai dari Tegalluar, dan di sepanjang trase KCJB, kami sudah siapkan berbagai sistem keamanan tingkat tinggi agar KCJB dapat melesat dengan baik dan optimal,” kata Dwiyana.
Dengan kecepatan operasional yang mencapai 350 km/jam, rangkaian EMU KCJB juga memiliki kemampuan untuk meminimalisasi getaran dan kebisingan.
Baik itu yang berasal dari akselerasi kereta maupun yang bersumber dari luar, sehingga penumpang bisa merasakan pengalaman bepergian dengan kereta cepat pertama di Asia Tenggara dengan kenyamanan yang tinggi.
Dwiyana mengatakan rangkaian kereta ini dirancang untuk kebutuhan ujicoba dan maintenance KCJB. CIT atau kereta inspeksi sudah memiliki kelengkapan untuk memenuhi kebutuhan inspeksi sesuai dengan kondisi geologis di sepanjang trase KCJB.
Kereta inspeksi ini dirancang agar dapat mendeteksi kondisi lintasan, pengukuran listrik aliran atas atau Overhead Contact System (OCS), pengujian dan pemeriksaan jaringan komunikasi, sistem sinyal, serta dinamika dan integrasi rel-roda dalam kecepatan tinggi hingga 350 km/jam.
“Disamping teknologi yang sama canggihnya dengan EMU, CIT KCJB punya kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhan ujicoba dan maintenance KCJB. Teknologinya sudah tertanam untuk melakukan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Jadi kehadiran CIT KCJB ini sangat penting untuk operasional dan keselamatan kereta cepat,” pungkas Dwiyana. [wip]