(IslamToday ID) – Peneliti politik ESEAS Yusof Ishak Institute, Made Supriatma menilai pasangan bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sudah didesain untuk maju di Pilpres 2024.
Menurut Made, karena sudah didesain, publik tidak terkejut atas pilihan Prabowo dengan menggaet Gibran.
“Tidak ada yang mengejutkan sama sekali. Ini sesuatu yang sudah didesain dan menurut saya kita berharap bahwa ini tidak terjadi,” kata Made dalam ‘Sapa Indonesia Malam’ di Kompas TV, Rabu (26/10/2023).
Akan tetapi, Made menilai ada sentimen negatif masyarakat terkait politik dinasti terhadap pasangan Prabowo-Gibran. Sebab, nama putra sulung Presiden Jokowi mencuat dalam kontestasi Pilpres 2024 berangkat dari keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK).
Menurut Made, Prabowo-Gibran menyadari adanya sentimen negatif ini. Karena itu, ia memprediksi pasangan ini akan memaksimalkan kampanye untuk mengubah opini publik.
“Mereka percaya dengan kampanye yang bagus itu mereka bisa memenangkan pilihan ini, bisa mengubah persepsi publik tentang politik dinasti ini. Saya kira hal itu bukan sesuatu yang mustahil,” katanya.
Sebagai informasi, pasca putusan MK mengenai batas usia minimum capres-cawapres, dinamika politik menjelang Pilpres 2024 semakin kencang. Walikota Solo yang juga putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka langsung menerima pinangan Prabowo Subianto sebagai cawapres.
Gibran juga sudah resmi mendaftarkan diri bersama Prabowo sebagai bakal pasangan calon ke KPU, Rabu kemarin. UU Pemilu 2017 sebelum putusan MK melarang mereka yang berusia di bawah 40 tahun untuk menjadi cawapres.
Namun setelah ditambahkannya klausul baru tentang pernah atau sedang menjabat kepala daerah, orang-orang berusia di bawah 40 tahun pun boleh maju dalam kontestasi Pilpres, termasuk Gibran. [wip]