(IslamToday ID) – Satgas Operasi Nusantara Cooling System (NCS) menemui Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam rangka pengamanan Pemilu 2024. Pertemuan tersebut berlangsung di Pesantren Nurul Azhar, Pekanbaru, Riau, pada Selasa (21/11/2023) dengan dipimpin langsung oleh Kasatgas Operasi NCS Irjen Asep Edi Suheri.
Asep menemui UAS bersama rombongan jenderal Polri lainnya yang berpangkat Brigjen atau jenderal bintang satu. Asep mengaku pihaknya memang sengaja berkunjung dan menemui UAS untuk mengajaknya ikut mengampanyekan persatuan dan kesatuan menjelang Pemilu 2024.
“Alhamdulillah UAS menyambut baik maksud dan tujuan kami dalam menjalankan tugas Operasi Nusantara Cooling System ini, untuk mendinginkan suasana jelang pemilu,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (22/11/2023).
“Agar masyarakat tidak terpecah belah, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mewujudkan pemilu yang aman dan damai,” lanjutnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama UAS juga mengaku mendukung penuh langkah kepolisian yang ingin menciptakan pemilu damai. Ia juga mengaku selalu menyelipkan pesan pemilu damai dalam setiap ceramahnya.
“Saya selipkan jaga ketertiban ikut serta dalam pesta demokrasi, jangan golput, gunakan hak pilih, jangan tergiur money politic, jaga ketertiban, jaga ketenteraman, jaga keamanan, itu ikhtiar kita,” jelasnya.
Lebih lanjut, UAS meminta agar seluruh masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya pada pemilu mendatang. Meski begitu, ia mewanti-wanti agar masyarakat dapat memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani masing-masing.
“Gunakan hak pilih sesuai hati nurani dalam pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Kalau ada yang main money politic ambil uangnya, jangan coblos orangnya,” katanya.
Mabes Polri diketahui telah kembali mengaktifkan Operasi Nusantara Cooling System (NCS) menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
Asep kembali menjelaskan operasi ini bertujuan untuk mengantisipasi perpecahan dan konflik di masyarakat akibat perbedaan dukungan dalam Pemilu 2024.
“Operasi tersebut bertujuan untuk meminimalisir isu-isu provokatif berlatar belakang SARA, baik yang terjadi di tengah masyarakat maupun di ruang siber, dengan mengutamakan preemtif dan preventif,” ujarnya.
Ia merincikan nantinya operasi tersebut akan terbagi menjadi empat Satgas dan 8 Subsatgas. Keempat Satgas itu terdiri dari Satgas Preemtif, Satgas Preventif, Satgas Humas, dan Satgas Ban Ops.
“Cara bertindak yaitu melakukan deteksi, pembinaan masyarakat, patroli ideologis, patroli siber, sosialisasi dan bantuan operasi,” jelasnya.
Satgas Preemtif, kata Asep, terdiri dari Subsatgas Intelijen dan Subsatgas Binmas. Kedua Subsatgas itu bertugas melakukan deteksi dini gangguan dan membangun mitra dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat. [wip]