(IslamToday ID) – Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) B Kent Sondakh menyatakan politik TNI adalah politik negara, bukan politik presiden. Ia pun mengimbau kepada jajaran anggota TNI yang kini masih aktif untuk berpegang teguh dengan perintah Panglima TNI.
“Pegang teguh perintah Panglima TNI. Karena kadang-kadang kita, Panglima sudah ngomong begini turun ke bawah ada yang terjemahkan lain, turun tambah ke bawah lagi beda begitu. Nah, ini tidak boleh. Harus satu komando, kalau sudah dibilang netral ya netral,” katanya dalam forum kebangsaan yang diselenggarakan oleh Relawan Gapura Nusantara (RGN), dikutip Kamis (23/11/2023).
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan kepada anggota TNI untuk selalu mengingat Sapta Marga atau Sumpah Prajurit.
“Paling tidak ingat-ingat Marga ketiga. Kami ksatria Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan,” ujarnya.
Sondakh menjelaskan bahwa itu merupakan semboyan atau perintah Panglima Besar Jenderal Soedirman sejak perang kemerdekaan yang harus ditaati. Selain itu, ia menegaskan bahwa politik TNI itu berbeda.
“Jangan neko-neko lah. Intinya betul-betul kalau dibilang netral, ya harus betul netral. Ini imbauan kita, kita tidak bisa memerintah ya. Politik TNI adalah politik negara, bukan politik seorang kepala negara. Jadi jangan salah langkah,” ungkapnya.
Selain itu, Sondakh juga memberikan imbauan yang ditujukan kepada pemerintah. Ia mengatakan bahwa kondisi sosial dan politik Indonesia saat ini tidak baik-baik saja.
“Kondisi sekarang ini tidak baik-baik sekali. Masyarakat kita sekarang terbelah atau membelah sendiri. Saya tiga bulan lalu sudah melihat itu. Terbentuklah kelompok-kelompok pro kontra,” ujarnya.
Ia menjelaskan saat ini hampir setiap hari ada saja gerakan massa yang terjadi, membentuk berbagai aliansi dan memicu ancaman keributan.
“Ini akan menuju ke titik kulminasi kalau kita diamkan terus. Akademisi teriak, mahasiswa teriak, tokoh-tokoh tua turun gunung, semua untuk mengingatkan ini ada masalah di negara kita. Bisa terjadi keributan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengimbau supaya ancaman keributan tersebut dapat dicegah dan dihentikan sebelum semakin liar. “Jadi imbauan saya dan para purnawirawan TNI, tolong cepat-cepat dihentikan ini. Jangan biarkan ini berkembang liar,” tuturnya.
Sondakh memberikan strategi atau upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yang menurutnya harus disesuaikan dengan perkembangan zaman.
“Saya ingatkan kepada bapak-bapak yang sedang menjabat sekarang, ini bukan 30 tahun lalu saat ada Kopkamtib. Masa sekarang ini, kamu ancam tambah melawan. Tambah ditekan, tambah melawan dia. Rakyat sekarang sudah sangat pintar, apalagi sekarang ada medsos yang begitu gampang. Kalau bertindak salah hari ini, jam itu juga seluruh Indonesia tahu,” pungkasnya. [res]