(IslamToday ID) – Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Denny Indrayana kembali menyuarakan pemakzulan terhadap Presiden Jokowi. Dengan tegas ia memberikan tiga pilihan kepada Jokowi, yaitu dimakzulkan DPR, dipaksa rakyat mundur, atau sukarela mengundurkan diri.
Desakan pemakzulan itu terkait dengan cawe-cawe yang dilakukan oleh Jokowi dalam Pilpres 2024. Cawe-cawe itu disebut jelas untuk kepentingan diri dan keluarganya.
“Pilpres 2024 sejatinya telah gagal ketika Presiden Jokowi dengan lugas mengatakan akan cawe-cawe untuk kepentingan negara, sejatinya kita sudah melihat realitasnya adalah cawe-cawe untuk kepentingan dinasti keluarganya,” kata Denny dikutip dari YouTube Hersubeno Point, Selasa (5/12/2023).
Ia menegaskan Jokowi bertanggung jawab atas berbagai keributan yang akhir-akhir terkuak, seperti ditetapkannya Ketua KPK Firli Bahuri sebagai tersangka korupsi. Selain itu, intervensi yang terjadi kepada MK hingga menghasilkan putusan yang dinilai menguntungkan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
“Karena sejatinya banyak perkara kejahatan yang bisa menjadi pintu masuk pemakzulan presiden,” ujarnya.
Menurut Denny, Jokowi sudah tidak netral dan dengan jelas memihak pada salah satu paslon. “Presiden Jokowi sudah menyatakan sedari awal beliau tidak netral. Beliau memberi restu kepada Gibran untuk menjadi calon wakil presiden dengan menabrak moralitas konstitusi,” ujarnya.
Merujuk pada pelanggaran-pelanggaran tersebut, Denny menyerukan untuk pemakzulan Jokowi. “Maka tidak ada jalan lain. Hanya dengan menghentikan Presiden Jokowi, hanya dengan memakzulkan, memecat Presiden Jokowi, baru ada harapan Pilpres 2024 berjalan jujur dan adil,” tutur Denny.
Opsi lain yang ditawarkan Denny, jika pemakzulan sulit terjadi maka dengan gerakan massa. “Jika proses politik di DPR tidak berjalan untuk memakzulkan Jokowi karena ada politik sandera, karena ada politik penjara, maka tidak ada pilihan lain selain rakyat yang bergerak untuk memberhentikan Presiden Jokowi,” tutur Denny.
Ia juga mengajak para menteri untuk mendesak pemakzulan Jokowi atau mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas pelanggaran yang terjadi.
“Bapak, Ibu tolong ingatkan presiden kita mundur dan berhentilah demi Indonesia. Jika beliau tidak berkenan mungkin Bapak dan Ibu yang harus mempertimbangkan untuk melepas jabatan demi menunjukkan betapa seriusnya kondisi kita menjaga konstitusi untuk ditegakkan,” ujarnya.
Bahkan, Denny juga memberikan opsi lain supaya Jokowi dengan sukarela mengundurkan diri. “Presiden Jokowi yang terhormat mohon dipertimbangkan untuk menjaga kehormatan Bapak dan keluarga, Bapak mundur dari kursi kepresidenan,” pintanya
“Inilah titik krusial kritikal di mana keputusan harus dihadirkan jika Presiden Jokowi tidak berkenan mundur, maka beliau wajib dimundurkan,” lanjutnya. [res]