(IslamToday ID) – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menuding Presiden Jokowi adalah sumber dari segala kekisruhan yang terjadi di tahun politik 2024 ini.
“Sebenarnya kekisruhan Pilpres dan Pemilu 2024 ini karena Presiden Jokowi sudah merasa bahwa sepertinya dia punya hak lebih untuk melanjutkan kekuasaan, termasuk ke dinastinya,” kata Said dikutip dari YouTube Diskursus Net, Ahad (14/1/2024).
“Itu hipotesa saya, sehingga semua langkah-langkah dilakukan untuk tujuan itu, termasuk mengkhianati partainya,” lanjutnya.
Parahnya, katanya, Jokowi selalu mengatakan bahwa dirinya seakan-akan netral namun hanya secara legal bukan dari tindakan.
Said lantas mencontohkan ketidak netralan Jokowi yang beberapa waktu lalu mengumpulkan kepala desa, Babinsa, serta membikin pernyataan mendekati pemilu. “Itu sangat susah dibantah bahwa Anda tidak netral meski sudah dibantah,” tegasnya.
Yang lebih penting daripada itu, lanjut Said, sebenarnya bangsa ini menghadapi agenda yang sangat besar yakni ada pelunturan nilai dari beberapa tokoh besar Indonesia.
“Awalnya Pak SBY menyatakan bahwa jangan sampai MK memutuskan menghalalkan umur. Yusril, ahli tata negara mengatakan ini melanggar etika. Tapi pada saat keputusan (justru) mendukung itu. Ini yang jauh lebih berat karena pemakluman terhadap etika oleh tokoh besar bangsa ini. Ini yang harus kita lawan,” bebernya.
“Sekali kita memaklumi ini apalagi mantan presiden, ahli hukum tata negara memaklumi, partai memaklumi pelanggaran etika maka negara ini menuju ambang kehancuran,” lanjutnya.
Said kemudian mengatakan bahwa yang penting dari dinamika Pilpres 2024 adalah tokoh yang saat ini ikut berperan besar dalam Pilpres itulah yang akan menentukan wajah Indonesia lima tahun ke depan.
“Pilpres ini saya melihat tokoh-tokoh seperti apa ke depan bangsa ini yang bisa menyelamatkan bangsa. Apakah tokoh itu hanya ingin mementingkan kekuasaan atau ingin menyelamatkan bangsa ini? Terpetakan di Pilpres 2024 ini,” pungkasnya. [ran]