IslamToday ID — Indonesia menegaskan tidak akan terlibat atau menjadi bagian dari Amerika Serikat ataupun China menyusul ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan. Hal ini disampaikan Jubir Kementerian Pertahanan Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Ia mengatakan sesuai dengan aturan perundang-undangan dan konstitusi, Indonesia tidak akan terlibat dalam konflik tersebut.
“Yang jelas gini, kita tidak akan jadi proxy, proxy manapun. Kita tidak punya keterkaitan dengan pakta pertahanan dimanapun. Dengan siapapun. Gitu yah,” pungkas Dahnil dalam Forum Diskusi, Kamis (18/6).
Menurutnya, jika Indonesia menjadi bagian dari salah satu pihak yang berkonflik maka wilayah tanah air akan menjadi medan pertempuran apabila terjadi perang terbuka.
“Kalau ada misalnya yang saya katakan, kan kita banyak hubungan ekonomi yang besar dengan China. Tidak ada masalah itu kemudian tidak membuat kita terikat dan mengikat sikap kita harus ikut China dan atau Amerika,” tandasnya.
Menurutnya, diplomasi pertahanan akan terus dilakukan oleh Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terus mengikuti perkembangan yang terjadi di Laut China Selatan.
Bahkan, Ia menyebut Menhan Prabowo terus melakukan komunikasi dengan menteri pertahanan negara-negara di kawasan.
“Terakhir kemarin dengan Menteri Pertahanan Australia, sebelumnya Menteri Pertahanan Amerika Serikat, juga Menteri Pertahanan China. Terakhir kemarin juga dengan Menhan Malaysia,” jelasnya.
“Kemudian beberapa hari ke depan juga beliau akan bicara dengan banyak menteri-menteri pertahanan itu dalam rangka membangun tadi, collective security system. Jadi yang dibangun itu adalah atmosfirnya adalah solidaritas yang dibangun itu adalah perdamaian,” pungkasnya.
Ia pun mengungkapkan kekhawatirannya bahwa, konflik tersebut akan menyeret banyak negara yang merupakan bagian dari sekutu Amerika Serikat dan China.
Kondisi di Laut China Selatan tengah memanas, AS mengerahkan kapal induknya USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt, sementara China juga mengerahkan kapal induknya Liandhong dan Shandong. Menanggapi situasi tersebut, TNI pun mengirimkan 4 kapal perangnya untuk berjaga di wilayah perbatasan Laut Natuna.[IZ]