(IslamToday ID) – Membangun hubungan militer dan komersial yang erat akan memberi Abu Dhabi akses ke sistem persenjataan pesawat tak berawak milik Israel yang canggih, meskipun hubungan keamanan telah lama terjalin.
Hubungan Abu Dhabi yang baru dijalin dengan Israel bisa menghasilkan pasokan senjata baru.
Dengan pejabat dari kedua belah pihak yang sudah tahu sifat satu sama lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan optimistis tentang kemungkinan hubungan perdagangan.
Pemimpin partai Likud sayap kanan menginginkan penerbangan komersial dibuka sesegera mungkin. Bahkan penerbangan semacam itu dapat melintasi wilayah Saudi, sebuah negara yang belum mengakui Israel tetapi tampaknya akan menyusul Uni Emirat Arab (UEA).
Aliansi baru Israel dengan negara-negara Arab terjalin meskipun negeri Yahudi itu menduduki tanah Palestina, yang secara tegas dinyatakan tidak akan dilepaskannya.
Namun, keuntungan dari menjalin hubungan dengan Israel terlalu menggoda Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed (MBZ) untuk menolaknya, meskipun negaranya menuntut kedaulatan dan hak Palestina.
Satu area baru yang diharapkan MBZ untuk hadir adalah industri senjata Israel yang canggih.
Baik UEA dan Arab Saudi telah menyatakan minatnya pada sistem anti-rudal Iron Dome Israel yang terkenal dalam menghadapi ancaman dari Iran dan proxynya.
Abu Dhabi dilaporkan telah membeli drone Israel untuk membantu panglima perang Libya Khalifa Haftar yang gagal merebut ibukota Tripoli.
Perusahaan Israel juga telah menjual spyware UEA yang telah digunakan oleh penguasa totaliter negara itu untuk menargetkan para pemimpin negara saingan, seperti Qatar dan para pembangkang Emirat di dalam dan luar negeri.
Senjata yang diperoleh dari Israel juga akan membawa keuntungan tambahan karena tidak disertai dengan persyaratan hak asasi manusia.
Sementara, AS mendapat keuntungan dari sebagian besar pengeluaran senjata UEA senilai 23 miliar dolar AS per tahun. Setidaknya secara teknis, AS yang akan memikul tanggung jawab atas cara penggunaannya. Karena itu, anggota parlemen AS khawatir bahwa senjata yang dipasok AS akan digunakan untuk melawan warga sipil, misalnya di Yaman.
Hubungan perdagangan baru tidak akan datang tanpa tantangan. Seperti yang ditunjukkan oleh bagian analisis Haaretz, dengan membeli senjata dari Israel, produsen senjata AS akan kalah dengan meningkatnya persaingan di tempat yang dulunya pasar eksklusif mereka.
Netanyahu juga membantah klaim UEA bahwa kesepakatan itu akan mencakup penghentian aneksasi Tepi Barat alias tetap berlanjut. Ia juga mengatakan kepada utusan di Washington untuk menyatakan penentangannya terhadap penjualan jet tempur F-35 ke Abu Dhabi.
Pernyataan seperti itu memperjelas bahwa Israel tidak ingin melepaskan dominasi militer mereka di wilayah tersebut dengan membiarkan kekuatan militer Arab bisa terus berkembang. [wip]