ISLAMTODAY ID-Peresmian kedutaan Emirat dilakukan dua minggu setelah Israel memotong pita di kedutaan besarnya di Abu Dhabi selama kunjungan Menteri Luar Negeri Yair Lapid ke UEA.
Uni Emirat Arab secara resmi membuka kedutaan besarnya di Israel.
Lebih lanjut, UEA meresmikan kantor diplomatiknya di Tel Aviv kurang dari setahun setelah kedua negara mengumumkan akan menjalin hubungan terbuka.
Dalam upacara pada hari Rabu (14/7), Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pembukaan kedutaan adalah “tonggak penting dalam perjalanan kita bersama menuju masa depan perdamaian, kemakmuran dan keamanan untuk Timur Tengah,” ungkap Herzog, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (14/7).
Sementara itu, Peresmian kedutaan Emirat dilakukan dua minggu setelah Israel memotong pita di kedutaan besarnya di Abu Dhabi selama kunjungan Menteri Luar Negeri Yair Lapid ke UEA pada bulan Juni.
Untuk diketahui, Israel dan UEA secara resmi menjalin hubungan diplomatik tahun lalu setelah puluhan tahun menjalin hubungan rahasia.
Kedua negara menandatangani perjanjian normalisasi yang ditengahi AS di halaman Gedung Putih pada bulan September, dan banyak kesepakatan ekonomi dan kerjasama bilateral di bulan-bulan sejak itu.
Kedutaan Besar UEA terletak di menara yang sama dengan bursa saham Israel di jantung kawasan bisnis Tel Aviv.
Sebagian besar negara mempertahankan kedutaan di Tel Aviv karena status Yerusalem yang disengketakan – salah satu masalah paling sulit dalam konflik Timur Tengah.
AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem pada tahun 2018, dan beberapa negara telah mengikutinya.
Israel merebut Yerusalem timur dalam perang Timur Tengah 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.
Kota tersebut adalah pusat parlemen Israel, Mahkamah Agung dan banyak kantor pemerintah.
Sementara itu, Palestina memperjuangkan Yerusalem timur sebagai ibu kota negara merdeka di masa depan.
Duta Besar UEA untuk Israel, Mohamed Al Khaja, mengatakan kepada wartawan bahwa kedutaan itu akan menjadi “pangkalan bagi tugas kami untuk terus membangun kemitraan baru kami, untuk mencari dialog, bukan perselisihan, membangun paradigma baru perdamaian dan menyediakan model untuk pendekatan kolaboratif baru dalam resolusi konflik di Timur Tengah”.
(Resa/TRTWorld)