ISLAMTODAY ID-Sebagian besar perbatasan utara Afghanistan jatuh ke tangan Taliban dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini menyebabkan kekhawatiran di antara tetangganya di Asia Tengah mengenai ketidakstabilan dan terorisme yang dapat menyebar ke luar negara yang dilanda perang itu.
Sementara itu, Taliban telah meyakinkan tetangganya bahwa gerilyawannya tidak akan terlibat dalam pertempuran apa pun di luar perbatasan Afghanistan.
Disis lain, empat pembom strategis Tupolev Tu-22M3 (NATO codename Backfire) telah dipindahkan ke lapangan terbang militer di wilayah Saratov Rusia untuk mengambil bagian dalam latihan bersama Rusia-Uzbekistan di tempat pelatihan Termez dekat perbatasan Uzbekistan dengan Afghanistan, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan Kamis (5/8).
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, para pembom akan melakukan latihan pengeboman terhadap perkemahan militan musuh yang disamarkan dan depot amunisi.
Sepasang pesawat tempur MiG-29 Angkatan Pertahanan Udara Uzbekistan diharapkan memberikan perlindungan udara bagi para pembom selama latihan.
Di lapangan, sekitar 1.500 unit penjaga perdamaian Rusia dan Uzbekistan serta pasukan pengintai pasukan khusus ikut serta dalam latihan yang sedang berlangsung.
Latihan tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga Selasa (10/8) depan.
“Unit angkatan bersenjata Rusia dan Uzbekistan telah memulai koordinasi tempur untuk melakukan tugas pelatihan tempur di jangkauan Termez di wilayah Surkhandarya,” ujar Kementerian Pertahanan Rusia via Twitter, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (5/8).
Sebelumnya pada hari itu, unit Spetsnaz Rusia dan rekan-rekan Uzbekistan mereka melakukan tindakan sabotase tiruan terhadap musuh bersyarat setelah mendarat di daerah belakang di atas helikopter Mil Mi-171 dan N-215.
Setelah dikerahkan, prajurit melakukan pengintaian di daerah itu, menemukan dan menghancurkan perkemahan militan musuh.
Tweet lain berbunyi: “Pasukan khusus Rusia dan Uzbekistan selama latihan bersama di tempat pelatihan Termez dalam aksi sabotase terhadap area belakang musuh bersyarat, menemukan dan menghancurkan kamp formasi bandit bersyarat.”
Juga pada hari Kamis (5/8), pasukan dari Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan memulai latihan di tempat latihan Harb-Maidon, Tajikistan.
Jangkauan pelatihan terletak sekitar 20 km dari perbatasan Afghanistan.
Latihan tersebut, yang dijadwalkan berlangsung hingga 10 Agustus, melibatkan sekitar 2.500 tentara dan 500 peralatan militer, termasuk pasukan dari Pangkalan Militer ke-201 Rusia di luar Dushanbe, yang dipindahkan ke tempat pelatihan pekan lalu.
Latihan-latihan tersebut diharapkan dapat melihat pelatihan dalam pengoperasian bersama dan penggunaan pasukan dan sumber daya yang optimal.
Sebagian besar wilayah di sepanjang perbatasan Uzbekistan dan Tajikistan telah jatuh ke tangan Talibandalam beberapa pekan terakhir di tengah penarikan berkelanjutan pasukan koalisi AS dan Barat dari negara itu setelah lebih dari 19 tahun pendudukan.
Sementara itu, pemerintah Kabul telah mengerahkan unit komando elit untuk merebut kembali beberapa daerah ini, tetapi pasukan ini telah disebarkan tipis oleh serangan Taliban yang berkecamuk di sebagian besar negara itu saat gerilyawan menyerbu formasi pasukan reguler yang menderita moral rendah.
Bulan lalu, kementerian luar negeri Rusia memperingatkan bahwa Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, yang mencakup Rusia, Tajikistan, Kirgistan, Kazakhstan, Armenia, dan Belarusia, akan “bertindak tegas” untuk menggagalkan ancaman apa pun terhadap negara-negara sekutu.
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berjanji bahwa sekutu Tajik Rusia tidak akan menghadapi ketidakstabilan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan saja, dan mengatakan bahwa pangkalan ke-201 didirikan di negara itu untuk tujuan yang tepat yaitu untuk menjaga “stabilitas dan ketenangan” di wilayah tersebut.
Shoigu juga memperingatkan bahwa intelijen militer Rusia sedang memantau dengan cermat pergerakan militan Daesh (ISIS) ke Afghanistan dari negara lain, termasuk Suriah dan Libya.
Menteri pertahanan tidak merinci negara atau negara mana yang dilalui para pejuang, atau apakah mereka mendapat bantuan dari aktor negara bagian atau non-negara.
Minggu ini, kelompok Islam memulai serangan terhadap tiga kota besar, dengan serangan yang menjadi pertama kalinya para militannya berusaha merebut daerah perkotaan sejak serangan Kunduz tahun 2017.
Negosiator Taliban telah meyakinkan Rusia, Amerika Serikat dan negara-negara lain bahwa mereka tidak akan membiarkan pasukan teroris internasional beroperasi di daerah-daerah di bawah kendali mereka.
Lebih lanjut, Taliban juga mengatakan kepada para pejabat Rusia bahwa serangan mereka tidak akan membiarkan pertempuran dan ketidakstabilan menyebar ke negara-negara tetangga di Asia Tengah.
(Resa/Sputniknews)