ISLAMTODAY ID-Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Rabu (31/8) mengatakan kritik NATO yang ‘tidak bertanggung jawab’ terhadap kemitraan Rusia-China di Kutub Utara menunjukkan upaya Aliansi untuk melanggengkan mentalitas Perang Dingin.
“NATO secara tidak bertanggung jawab menyatakan bahwa kerja sama antara Rusia dan China menantang sistem nilai dan kepentingan aliansi, yang sekali lagi mengekspos upaya NATO untuk mengekspor mentalitas Perang Dingin dan menciptakan kembali konfrontasi blok,” ungkap Zhao, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (1/9).
Menurut Zhao, NATO harus segera meninggalkan “pemikiran berbahaya”, yang menyebabkan kebingungan di dunia.
Juru bicara itu menambahkan bahwa China menghormati kedaulatan negara-negara Arktik serta hak berdaulat dan yurisdiksi mereka di kawasan itu, mengikuti prinsip-prinsip hukum internasional.
Pada hari Senin (29/8), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi komentar Stoltenberg, mengatakan bahwa Kutub Utara adalah wilayah kegiatan ekonomi Rusia dan kerjasama Moskow dengan China di kawasan itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara atau organisasi lain.
Pada 25 Agustus, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa kerja sama Rusia-China di kawasan itu tidak memenuhi kepentingan aliansi dan mendesak organisasi tersebut untuk meningkatkan kehadirannya di sana.
(Resa/Sputniknews)