ISLAMTODAY ID-Serangan teror tetap menjadi ancaman konstan bagi orang-orang di Kabul: baru bulan lalu, sebuah ledakan besar mengguncang sebuah masjid di bagian utara kota, menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai 33 lainnya.
Sebuah ledakan terjadi di ibukota Afghanistan, di sekitar kedutaan Rusia, yang terletak di Jalan Dar-ul-Aman di distrik ketujuh Kabul.
Sebuah sumber mengatakan bahwa ledakan itu terjadi ketika seorang diplomat datang untuk mengumumkan daftar siswa yang telah mengajukan permohonan visa Rusia.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa dua staf kedutaan tewas dalam serangan itu, menambahkan bahwa Moskow berhubungan dengan pasukan Keamanan Afghanistan, yang sedang menyelidiki ledakan itu.
“Akibat serangan itu, dua pegawai misi diplomatik tewas, dan ada juga korban di antara warga Afghanistan,” ungkap kementerian itu, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (5/9).
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencatat bahwa penjaga kedutaan didorong setelah ledakan itu dan menyatakan harapan bahwa orang-orang di balik serangan mengerikan itu akan dimintai pertanggungjawaban dalam waktu dekat.
Saksi mata juga mengatakan kepada Sputnik bahwa jumlah korban tewas dapat mencapai hingga 20 orang, dan menurut sumber lain, total 10 orang tewas dan 8 lainnya dirawat di rumah sakit.
“Seorang diplomat Rusia juga terluka dalam ledakan di depan kedutaan Rusia,” ungkap seorang sumber lokal, yang berada di dekat tempat kejadian, kepada Sputnik.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Sementara itu, Reuters melaporkan, mengutip polisi, bahwa serangan itu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri.
Menurut kepala polisi distrik, Mawlawi Sabir, penjaga kedutaan mengenali penyerang dan menembaknya.
Juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengutuk serangan itu, menyebutnya tidak dapat diterima dan mencatat bahwa Kremlin menunggu informasi tambahan dari lokasi kejadian.
Mengatasi serangan terhadap misi diplomatik, Kementerian Luar Negeri Afghanistan menyatakan harapan bahwa itu tidak akan merusak hubungan antara kedua negara.
“Kami memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan kami tidak akan membiarkan tindakan musuh negatif seperti itu berdampak negatif pada hubungan antara kedua negara,” tulis juru bicara kementerian luar negeri Afghanistan Abdul Qahar Balkhi di Twitter.
Afganistan telah berada di bawah kendali gerakan Taliban sejak September lalu. Namun, kelompok teror Daesh terus melakukan serangan terhadap warga sipil dan polisi di seluruh negeri.
(Resa/Sputniknews)