ISLAMTODAY ID-Pada hari Selasa (2/11), Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengimbau langsung Hongaria dan Turki untuk menyetujui aplikasi NATO Finlandia dan Swedia, sebuah proses yang selama berbulan-bulan terhenti terutama atas tuduhan Turki bahwa kedua negara telah mendukung kelompok “teroris” terlarang Kurdi.
Marin menunjukkan bahwa komitmen kesepakatan trilateral yang sebelumnya disepakati oleh kepemimpinan Turki pada awal musim panas belum terpenuhi.
“Semua mata sekarang tertuju pada Hungaria dan Turki. Kami sedang menunggu negara-negara ini untuk meratifikasi aplikasi kami. Saya pikir penting bahwa ini akan terjadi lebih cepat daripada nanti,” ungkap Marin dalam konferensi pers bersama dengan para pemimpin Skandinavia lainnya, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (2/11).
Sejauh ini, 28 negara anggota NATO telah meratifikasi aplikasi mereka, dengan hanya dua yang belum melakukannya di antara blok 30-anggota adalah Turki dan Hongaria.
KTT trilateral Juni setuju menerapkan persyaratan Turki yang dirancang untuk memastikan bahwa Swedia dan Finlandia akan mengambil langkah-langkah untuk menjauhkan negara mereka dari individu dan kelompok yang dianggap Turki sebagai teroris.
Ini termasuk permintaan untuk mengekstradisi individu buronan kembali ke Turki.
Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) yang berkuasa di Turki Ömer Çelik menyarankan pada hari Senin bahwa Finlandia dan Swedia belum menerapkan apa yang telah disepakati sebelumnya di Madrid pada KTT trilateral.
“Kami tidak menemukan pernyataan yang cukup sampai pernyataan itu diimplementasikan dan diwujudkan. Karena kami telah mendengar banyak kata, pernyataan yang mencolok, kata-kata yang sangat elegan dan sangat estetis dari teman-teman Eropa kami, tetapi kami masih menyaksikan aksi organisasi teroris di jalan-jalan negara-negara itu serta propaganda teroris di televisi mereka,” ujar Çelik, pada Senin (1/11).
Finlandia telah lama mempertahankan netralitas historis mengenai keanggotaan NATO, tetapi menyatakan dalam beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina bahwa ini menandai “titik balik” bagi dunia, dengan mengatakan bahwa hubungan antara Helsinki dan Moskow tidak akan pernah bisa kembali seperti semula.
(Resa/ZeroHedge)