ISLAMTODAY ID-Pemerintah Iran mengatakan bank tidak perlu lagi bergantung pada sistem pembayaran berbasis barat, karena Rusia telah menjadi investor terbesar.
“Iran dan Rusia telah menghubungkan sistem perbankan mereka,” ungkap seorang pejabat senior Iran pada hari Senin (30/1/2023).
Hal tersebut menjadi sebuah langkah yang memungkinkan kedua negara yang terkena sanksi berat memperdalam hubungan ekonomi untuk berdagang dan melakukan bisnis di luar sistem keuangan AS.
Keduanya menghubungkan sistem komunikasi dan transfer antar bank mereka.
Sejak penerapan kembali sanksi tahun 2018, Iran telah terputus dari sistem perpesanan keuangan Swift yang berbasis di barat.
Di sisi lain, banyak bank Rusia dikeluarkan dari platform setelah invasi Moskow ke Ukraina.
“Bank Iran tidak perlu lagi menggunakan SWIFT… dengan bank Rusia, yang bisa untuk pembukaan Letters of Credit dan transfer atau jaminan,” ungkap wakil gubernur Bank Sentral Iran, Mohsen Karimi, kepada kantor berita setengah resmi Fars, seperti dilansir dari MEE, Senin (30/1/2023).
Untuk diketahui, Swift adalah platform perpesanan keuangan berbasis di Belgia yang memungkinkan uang senilai triliunan dolar untuk melintasi perbatasan setiap hari dan ditransfer ke rekening bank.
Ini juga digunakan untuk penyelesaian dan perdagangan valuta asing. Bank AS sering bertindak sebagai perantara dalam transaksi.
Keputusan untuk membuat sistem pembayaran alternatif adalah tanda terbaru bahwa Iran dan Rusia sedang bergerak melampaui kerja sama kenyamanan di hotspot seperti Suriah, menuju kemitraan yang lebih komprehensif melawan Barat.
Teheran telah muncul sebagai salah satu pemasok senjata asing utama Rusia dengan pengiriman drone, tetapi keduanya juga memperdalam kerja sama ekonomi dalam menghadapi sanksi barat.
Pada tahun lalu, Javad Owji, Menteri Perminyakan Iran, mengatakan bahwa Teheran setuju untuk menggunakan mata uang nasional dalam penyelesaian pembayaran perdagangan dan energi dengan Rusia.
Kedua negara telah menyerang dominasi dolar AS dalam sistem keuangan global. Sanksi AS sangat berat karena sebagian besar perdagangan global dilakukan dalam greenback.
Bank sentral Rusia menolak mengomentari kesepakatan yang ditandatangani pada hari Ahad (29/1/2023).
Menurut Karimi, “sekitar 700 bank Rusia dan 106 bank non-Rusia dari 13 negara berbeda akan terhubung ke sistem ini”. Dia tidak menyebutkan nama bank asing tersebut.
‘Prioritas Timur’
Kedua negara telah memperdalam hubungan di tengah isolasi di Barat. Perjalanan pertama Vladimir Putin di luar bekas Uni Soviet sejak menginvasi Ukraina adalah ke Iran.
Putin telah berjanji untuk mempercepat upaya Iran untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), sebuah blok keamanan Asia tengah yang dirancang sebagai penyeimbang pengaruh barat di Eurasia.
Pejabat yang diberi sanksi oleh AS, termasuk kepala keamanan Rusia Nikolai Patrushev, telah disambut di Republik Islam sementara taipan bisnis Rusia telah meminta bantuan Iran untuk menavigasi sanksi barat.
Henry Rome, seorang rekan senior dan spesialis Iran di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat, mengatakan kepada MEE sebelumnya bahwa hubungan Teheran yang sedang berkembang dengan Kremlin menandai “berakhirnya cita-cita Iran yang bukan Timur maupun Barat, dan prioritas Timur”. .
“Pengumuman hari Senin (30/1/2023) tentang perbankan datang saat Rusia menggantikan Tiongkok sebagai investor terbesar Republik Islam,” ungkap Donya-e Eqtesad, sebuah surat kabar Iran melaporkan pada hari Sabtu, mengutip seorang pejabat perdagangan senior Iran.
Namun, negara-negara tersebut menghadapi tantangan ekonomi yang meningkat, dan sanksi Barat telah memaksa mereka untuk bersaing memperebutkan penjualan produk minyak dan minyak bumi.
(Resa/MEE)