JAKARTA, (IslamToday ID) – Ormas Front Pembela Islam (FPI) langsung mengerahkan personelnya yang tergabung dalam Hilal Merah Indonesia (HILMI) untuk menolong warga yang terdampak banjir di sejumlah lokasi, Rabu (1/1/2020). Kawasan permukiman yang mayoritas warganya beretnis Tionghoa pun tak luput dari uluran tangan FPI.
Salah satu lokasi banjir yang jadi fokus HILMI FPI adalah daerah Bekasi Timur. Sekretaris Umum FPI, Munarman mengatakan, HILMI mengevakuasi warga terdampak banjir di depan RS Bhakti Kartini Margahayu, Bekasi Timur.
“Di wilayah itu banyak etnis Tionghoa dan non muslim lainnya. Mungkin kami berbeda dengan mereka dalam etnis dan agama, tetapi kami tetap bersaudara sebangsa dan setanah air,” kata Munarman.
Mantan Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) itu menjelaskan, HILMI menggunakan perahu karet untuk mengevakuasi warga terdampak banjir. “Para relawan HILMI FPI Kota Bekasi dengan menggunakan perahu karet membawa para warga Tionghoa itu ke tempat yang lebih aman,” tambah Munarman.
Menurutnya, FPI tak hanya membantu proses evakuasi warga yang rumahnya terendam banjir. Tapi, relawan FPI juga menyalurkan makanan dan bantuan lainnya.
Oleh karena itu FPI juga membuka posko pertolongan bagi warga yang terdampak banjir. Warga Kota Bekasi yang membutuhkan pertolongan bisa berkoordinasi dengan Ketua HILMI FPI Kota Bekasi, Aries Ayyash.
Munarman menegaskan, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab selalu berpesan kepada seluruh anggotanya untuk peduli dan berpartisipasi di setiap musibah bencana. Menurutnya, bantuan itu diberikan kepada semua korban tanpa memandang suku dan agama.
“Jangan sekali-kali menganggap musibah yang menimpa saudara kita sebagai beban bagi kita, tetapi itu adalah kewajiban kemanusian,” kata Munarman menirukan pesan Habib Rizieq.
Sementara itu, tim SAR Hidayatullah juga turut melakukan evakuasi terhadap warga korban banjir di Kampung Melayu, Jakarta.
Saharuddin Yusuf, selaku pembina SAR Hidayatullah mengatakan, masih banyak warga yang tidak berani menyeberang untuk dievakuasi dan lebih menunggu tim SAR yang menjemput mereka.
Ia menjelaskan, timnya yang berjumlah 8 orang langsung berangkat saat mendapat kabar banjir telah mencapai leher orang dewasa di Kampung Melayu. Ia berharap pemerintah bertindak cepat memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir.
“Warga sekitar untuk saat ini sangat membutuhkan
pakaian kering. Tadi ada rombongan
ibu-ibu yang semua pakaiannya basah dan tidak bawa pakaian ganti,” terangnya.
Selain itu, Saharuddin juga mengaku bahwa ia dan timnya akan selalu siaga dan siap jika banjir belum surut.
Salah satu daerah di DKI Jakarta yang terkena dampak cukup besar ialah Kelurahan Kampung Melayu RT 13 RW 4, Jatinegara. Rata-rata ketinggian air sudah mencapai leher orang dewasa. Akibatnya, ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke posko pengungsian.
“Total kepala keluarga yang terkena dampak banjir ini ada 144 KK, itu pun baru dari RT 13,” jelas Yayat, warga RT 13.
Ia juga mengatakan air sudah mulai naik pada pukul 02.00 WIB dan warga mulai mengungsi secara massal pada pukul 04.00 WIB. Beruntungnya warga sudah mengantisipasi banjir yang akan datang dikarenakan hujan yang secara terus-menerus berguyur mulai sore hari pada Selasa (31/12/2020). “Banyak warga yang sudah mengantisipasi, karena hujan dari sore tidak reda sampai malam,” ujar Yayat. (wip)
Sumber: JPPN.com, Hidayatullah.com