(IslamToday ID) – Vaksin Covid-19 pesanan Indonesia telah tiba di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (31/12/2020) pukul 11.55 WIB, menggunakan pesawat milik Garuda Indonesia. Vaksin yang baru saja tiba itu berasal dari perusahaan farmasi Sinovac Biotech, China.
Vaksin tersebut diturunkan satu per satu dari bagasi pesawat, kemudian ditempatkan di dalam kontainer. Setelah diturunkan masing-masing boks disemprot desinfektan. Tampak sejumlah petugas bergegas menjaga proses pemindahan vaksin tersebut.
Sama seperti tahap I, usai kegiatan bongkar muat 1,8 juta vaksin langsung diberangkatkan ke laboratorium PT Bio Farma (Persero) di Bandung, Jawa Barat, untuk diamankan sementara. Dan diperkirakan akan tiba pada pukul 20.00 WIB.
Secara teknis pengemasan untuk keberangkatan, tidak ada perubahaan, di mana vaksin diamankan dengan envirotainer yang diangkut menggunakan truk. Di dalam truk pun tersedia cool room dengan suhu 2-8 derajat celcius.
Vaksin kemudian dipindahkan dari envirotainer untuk disimpan di cool room dengan suhu 2-8 derajat celcius. Ruangan tersebut telah disterilisasi dan disiapkan khusus untuk menyimpan vaksin Covid-19.
“Sesuai persyaratannya ya, persyaratannya di 2-8 derajat celcius, berarti kita simpan di 2-8 (derajat celcius) selama distribusi sampai dengan puskesmas. Dari bandara ke Bio Farma tetap suhunya segitu,” kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto seperti dikutip dari Okezone.
Sebagian vaksin kemudian akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma. Bio Farma mencatat, uji mutu dilakukan guna memastikan kualitas vaksin selama pengiriman dari China ke Indonesia.
“Ada, nanti setiap kedatangan diuji mutunya, diuji nanti dikira bukan vaksin, kirim air doang kan, itulah fungsi uji mutu begitu, kualitas vaksin selama pengiriman masih bagus,” ujarnya.
Sementara itu, hingga saat ini vaksin Sinovac belum mengumumkan efikasi atau kemanjurannya secara resmi. Akan tetapi, beberapa negara tempat uji klinis dilakukan telah mengumumkan hasil awalnya.
Turki pada hari Kamis (24/12/2020) mengumumkan vaksin corona Sinovac memiliki tingkat kemanjuran 91,25 persen berdasarkan hasil awal uji klinis di Turki. Sebelumnya, Brasil mengumumkan vaksin itu memiliki tingkat kemanjuran lebih dari 50 persen.
Lantas, mengapa hasil vaksin virus corona Sinovac bisa berbeda-beda?
Dokter umum yang juga kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata menjelaskan pengumuman yang dibuat masing-masing negara itu adalah hasil analisis interim dan itu diperbolehkan.
Vaksin Sinovac melakukan uji klinis di beberapa negara salah satunya Indonesia. Namun Indonesia belum mengumumkan efikasinya. Meski hasil yang diumumkan berbeda, namun di Turki efikasinya tinggi.
Kendati demikian, Adam mengingatkan untuk tidak senang terlebih dahulu terhadap hal itu. Ia pun menyoroti sampel yang dipergunakan.
“Untuk di Turki, efikasinya 91,25 persen, tapi baru menggunakan sebagian subjek analisisnya (hanya 1.322 subjek), padahal yang disuntik sudah 7.371 dan estimasinya akan total 13.000 orang yang disuntik di Turki berdasarkan protokol uji klinisnya,” ujarnya, Ahad (27/12/2020).
Sehingga sebenarnya data efikasi 91,25 persen tersebut, imbuhnya, masih dalam skala kecil. [wip]