(IslamToday ID) – Aktivitas dakwah bukanlah sekadar tablig dan ceramah, namun aktivitas untuk mengubah masyarakat.
Demikian pula dengan aktivitas dakwah melalui media. Selain menyampaikan isu-isu kontemporer, media juga memiliki tanggung jawab peradaban yang besar.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Adian Husaini saat menyampaikan sambutan dalam acara “Pengukuhan Pengurus Periode 2021-2024 sekaligus Musyawarah Kerja Nasional III Forum Jurnalis Muslim (Forjim)” di Gedung DDII, Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Ahad (28/3/2021).
“Masyarakat sekarang ini perlu dididik agar melek media. Sebab ayat fatabayyanu itu nggak diamalkan,” kata Adian yang mengaku prihatin karena dai dan tokoh-tokoh senior pun saat ini ada yang dengan mudah membagikan kabar-kabar yang ternyata hoaks.
Kata fatabayyanu dalam ayat ini ada dua qira’ah. Pertama, para jumhur Qurra’ membacanya fatabayyanu, sedangkan al-Kissa’i dan para Qurra’ Madinah membacanya fatatsaabbatu. Keduanya memiliki makna yang sama, tetapkanlah atau pastikanlah.
Dengan pengertian seperti itu, media harus mendidik masyarakat agar tidak menyebarkan informasi sebelum benar-benar diteliti dan dipastikan kebenarannya. Apalagi, kata Adian, saat ini adalah era matinya kepakaran. Masyarakat tidak lagi memperhatikan otoritas seseorang.
“Tugas media harus mendidik masyarakat agar berhati-hati betul. Kedepankan kebenaran dalam situasi apapun,” ungkap Direktur At-Taqwa College Depok ini.
Selain itu, Adian juga meminta wartawan untuk mengajak umat agar tidak mudah menjustifikasi sesuatu. Saat ini, katanya, masyarakat mudah sekali menilai sesuatu hanya karena tidak ada di media.
Terhadap Forjim, Adian berharap agar organisasi tersebut menjadi tempat berkumpulnya para pejuang dan selalu diridai oleh Allah SWT.
“Saya berharap Forjim menjadi tempat kaderisasi para kader jurnalis muslim di masa yang akan datang,” pungkasnya. [wip]