(IslamToday ID) – NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri) protes keras terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atas hilangnya tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kemendikbud.
Mendikbud Nadiem Makarim diminta bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah tersebut.
“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada ‘entry’ nama beliau, sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohannya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” ujar Ketua NU CIRCLE, R Gatot Prio Utomo dalam siaran pers seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (19/4/2021).
Kamus Sejarah Indonesia terdiri atas dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari. Namun, secara alfabetis pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Kekecewaan warga Nahdliyin itu, kata Gatot, sangat beralasan. Sebab, hari-hari ini warga Nadhliyin sedang memperingati hari wafatnya Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari yang wafat pada 7 Ramadan 1366 H.
Setelah diteliti NU CIRCLE, dalam kamus itu, nama Gubernur Belanda HJ Van Mook justru dimasukkan. Diceritakan Van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 dan meninggal di L’llla de Sorga, Perancis 10 Mei 1965.
Tentara dan intelijen Jepang Harada Kumaichi juga dimasukkan dalam kamus. Tokoh lain yang justru ditemukan adalah tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet.
“Melihat isinya, bisa dikatakan para pejabat Kemendikbud saat ini jauh lebih mengenal tokoh-tokoh penjajah Belanda dan Jepang daripada tokoh pejuang yang menjadi imam warga Nahdliyin di seluruh nusantara. Ini harus diluruskan,” ujarnya.
Menurut Gus Pu, panggilan Gatot Prio Utomo, kamus sejarah ini tidak bisa menjadi rujukan pembelajaran di sekolah dan madrasah. Jika hal ini dilakukan, generasi muda nantinya akan kehilangan tokoh-tokoh nasional yang berjuang hidup dan mati untuk merebut kemerdekaan Indonesia.
“Sejarah tidak boleh dihilangkan dengan cara-cara seperti ini. Jangan sampai kamus seperti ini disebarkan ke sekolah-sekolah dan menjadi rujukan pembelajaran. Hal ini bisa menyesatkan para siswa,” katanya.
NU CIRCLE berencana melayangkan surat resmi untuk memprotes tindakan Kemendikbud yang sangat tidak profesional itu. “Hampir semua produk dan kebijakan Mendikbud saat ini bermasalah dan membuat kegaduhan. Ini catatan penting buat mengevaluasi kinerjanya,” pungkasnya. [wip]