IslamToday ID — Mantan sekertaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu mengaku mengkhawatirkan lonjakan utang yang kian meninggi. Diketahui utang Indonesia saat ini sudah mencapai Rp 6.527,29 triliun atau 41,18 persen terhadap PDB per April 2021.
Ia juga mengkhawatirkan jika negara tidak bisa membayar utang maka inflasi akan menyerang Indonesia. Tak hanya itu, nilai tukar bahkan sendi-sendi kehidupan ekonomi Indonesia akan tenggelam.
“Negara tidak bisa membayar utang maka yang terjadi adalah itu adalah bahwa kepercayaan turun maka inflasi akan naik nilai tukar akan melemah dan semua sendi-sendi kehidupan ekonomi terhadap kepercayaan perbankan hilang ,bisa saja nanti aset kita tidak bisa berlaku lagi. Maka seluruh sistem ekonomi jadi hancur, ” kata Said Didu dalam video di kanal Youtubenya, Rabu ( 23/06/2021)
Selain itu, ia juga mengkhawatirkan apabila utang negara sudah diambang batas, maka akan membahayakan keuangan daerah. Sebab, menurutnya beberapa daerah sangat bergantung terhadap dana APBN.
Dan Jika hal ini terjadi maka daerah tersebut tidak memiliki pemasukan. Bahkan tidak dapat membayarkan gaji para pegawai.
“Saya pikir mungkin sekitar 70 persen daerah tuh mungkin yang tergantung pusat , APBD yaitu 80 persen 90 persen dari pusat. Bayangkan kalau 80 persen 90persen tidak di transfer maka daerah tidak bisa gajian. Honorer gajinya ada yang 3 bulan tidak bayar 5 bulan tidak bayar, Itu rumput-rumput di kantor-kantor dinas itu harus sudah sudah panjang semua ,karena tidak ada uang,” ujar Said Didu
Tak hanya itu, Said Didu juga mengomentari langkah Bank Indonesia yang memutuskan untuk membeli surat utang negara. Pasalnya, langkah ini justru memperparah keadaan ekonomi Indonesia.
“Ini menurut saya sudah sangat sangat darurat itu mencetak uang itu adalah musuh daripada eknomi. itu mencetak uang musuh daripada ekonomi karena dia ada angin palsu di ekonomi tidak ada barangnya tapi ada uangnya,” ujarnya.
Untuk itu, Said Didu mendesak pemerintah untuk melakukan sebuah strategi , seperti memundurkan cicilan, hingga melakukan negosiasi utang agar dapat keluar dari utang.
“Sudah harus mencoba melakukan negosiasi utang untuk mengurangi memundurkan cicilan menghentikan semua proyek-proyek yang besar, jadi harus secara fiskal dan secara fiskal dan moneter. dan kedua adalah berusaha meningkatkan pendapatan negara tapi saya ingin menyatakan bukan memajaki rayat. “ pungkasnya.
Penulis Kanzun Dinan