IslamToday ID — Mantan sekertaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu menanggapi pernyataan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengaku khawatir terhadap kemampuan pemerintah dalam membayar utang dan bunga utang.
Said Didu menilai pernyataan tersebut menandakan ekonomi Indonesia sudah berada di depan jurang, yang dikarenakan lonjakan utang.
“Saya ingin menyatakan bahwa Indonesia dalam hal fiskal dan ekonomi betul-betul di pinggir jurang. tahun lalu kita menyatakan bahwa Indonesia sedang dalam tikungan yang tajam dan sepertinya tikungan tajam ini tetap digas sehingga menuju jurang,” kata Said Didu dalam video di kanal Youtubenya, Rabu ( 23/06/2021)
Dalam analisisnya, utang tersebut digunakan untuk menambal kekurangan anggaran belanja infrastruktur. Pasalnya, dalam pemerintahan kepemimpinan Presiden Jokowi memiliki semangat membangun infrastruktur yang cukup tinggi.
“Utang itu adalah digunakan untuk menutupi kekurangan anggaran belanja, setiap presiden Jokowi semangat belanjanya sangat sangat tinggi karena mengarah kepada pembangunan infrastruktur kemudian pembangunan ibukota baru,” ucapnya.
Selain itu, Said Didu juga menduga dengan utang yang menumpuk ini pemerintah tidak bisa membayarnya. Pasalnya, menurut dia, kebijakan infrastruktur yang sejak periode pertama di rencanakan tidak menambah penerimaan negara, sebaliknya malah menghasilkan beban negara.
“Ini kebijakan yang dibuat, saya kasih contoh problem-problem dulu harusnya sudah menghasilkan menghasilkan uang bukan menambah beban negara ekonomi dong, tol laut yang dibangun menggerakan ekonomi dong tapi semua hanya menjadi beban negara. Jadi apa yang dikeluarkan selama periode satu sekarang itu hanya menjadi beban tidak ada yang menghasilkan apa-apa,” jelasnya.
“Tambang sudah di serahkan semua dengan alasan investasi, kepemilikannya adalah sebagian besar dari china ,” lanjutnya.
Sadi Didu juga mengapresiasi atas keputusan BPK dalam membuka audit negara. Menurutnya hal ini adalah keputusan yang benar agar publik mengetahui bagaimana pemerintah mengelola keuangan negara yang didapatkan dari utang.
“Jadi saya sangat berterima kasih BPK sudah mulai bunyi . Mudah-mudahan kejujuran mulai muncul , sampah-sampah tidak ditutupi lagi, lembaga-lembaga lain bicara juga seperti BPK membuka apa adanya itu saya harapkan. Ini perlu kami dengan tenang menyampaikan supaya publik tahu,pablik tahu ,karena publik seakan-akan tidak kurang paham seakan-akan negara itu bebas aja mencetak uang tidak ada batasnya,” ujar Said Didu.
Penulis Kanzun Dinan