IslamToday ID — Kasus perusakan makam oleh anak usia sekolah dasar di tempat pemakaman umum (TPU) Cemoro Kembar, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah berbuntut panjang.
Tuduhan adanya motif sikap intoleran hingga berbuntut ancaman penutupan sekolah kuttab oleh Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, membuat peristiwa ini menjadi sorotan nasional. Terlebih kasus ini hendak dibawa ke ranah hukum.
Ketua The Islamic Study and Action Center (ISAC) Dr. M. Kurniawan, S. Ag; SH; MH mengatakan, hal ini harus diselesaikan diluar peradilan pidana. Sebab, para pelaku masih berusia dibawah umur.
Kurniawan menyarankan agar dilakukan diversi. Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana. Menurut Kurniawan penyelesaian kasus dengan pendekatan kekeluargaan lebih tepat dibanding pidana.
“Adapun diversi ini bertujuan, mencapai perdamaian anatara korban dan anak. Menyelesaikan perkara anak diluar proses peradilan, menghindarkan anak dari dari perampasan kemerdekaan. Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi. Dan menanamkan rasa tanggung jawab pada anak,” kata M Kurniawan dalam keterangan yang diterima IslamToday, Jumat (25/6/2021).
Penutupan sekolah
Kasus perusakan makam ini juga berimbas pada penutupan lembaga pendidikan informal yang menjadi tempat belajar para pelaku perusak makam. Kurnia mendesak kepada Pemkot Kota Surakarta untuk mengkaji rencana tersebut.
“Masalah pendidikan sebaiknya melibatkan lingkungan setempat, tokoh masyarakat maupun lembaga pendidikan baik dibawah Dikpora maupun Kemenag. Justru negara harus hadir untuk mengakomodasi, me-mediasi serta memfasilitasi,” ujarnya.
Kurniawan juga tak setuju kasus ini dilabeli isu intoleran. Menurut Kurniawan, pemerintah seharusnya tidak langsung memberi pernyataan melontarkan tuduhan intoleransi atas perilaku anak dibawah umur.
“Terkait isu intoleransi sebaiknya tidak serta merta diiyakan, mengingat pelaku masih usia anak. Bahkan dulu ada anak/remaja yang sempat viral mengancam presiden Jokowi. Dunia anak adalah dunia bermain, hingga semua pihak diharapkan ikut serta mengkondisikan untuk edukasi anak anak tersebut, baik di lingkup keluarga, sekolah maupun masyarakat,” jelas Kurniawan.
“ISAC Minta Semua Pihak Bijak Merespon Pengrusakan Makam di Solo” pungkasnya.