IslamToday ID — Pengamat politik Rocky Gerung menilai, pemerintah indonesia belum serius dalam menangani pandemi Covid-19.
Ia menduga, manajemen penanganan pandemi terlibat sebuah transaksi politik. Hal ini terbukti dari tidak menempatkan menteri kesehatan untuk memegang kebijakan penanganan pandemi. Padahal menurtnya, Menteri Kesehatan lebih dapat diandalkan, karena memiliki pengetahuan ilmu yang memadai.
“Saya menganggap bahwa manajemennya memang akibat dari transaksi politik, bukan karena keseriusan untuk menangani kasus ini . Kalau mau serius kasih menteri kesehatan yang sudah teruji dia, dia handal ,dia nggak mudah di arahkan secara politik dan dia berbasis pada pengetahuan dia punya jaringan dunia untuk mengetahui keadaan terakhir dari covid ndonesia ,” kata Rocky dalam video di kanal YouTube FNN, Sabtu (2/7/2021).
Selain itu, Rocky memandang bahwa para menteri masih saling adu strategi, termasuk di antaranya Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Hal ini terlihat dalam pengajuan aturan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlaku mulai 3-20 Juli 2021. Dimana dalam PPKM darurat ini ada dua usul teknis pelaksanaan yang disodorkan kepada Jokowi, yakni dari versi Menteri Luhut serta versi Airlangga Hartarto.
“Saya masih melihat ada semacam persaingan di antara Pak Luhut dan Pak Airlangga. Jadi, enggak ada satu orkestra yang dipimpin oleh satu dirigen,” ujarnya
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menyoroti kebijakan PPKM darurat yang dipilih oleh pemerintah. Ia memandang penggunaan kebijakan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah pelit, karena tak mau menggunakan kebijakan lockdown Sebab Lockdown mengandung konsekuensi harus menjamin pangan rakyat hingga ternak.
Padahal menurutnya, dana untuk penanganan pandemi covid-19 kemungkinan baru dipakai sebanyak 12 persen saja. Pasalnya penanganan pandemi ditahun 2020 masih menyisahkan dana Silva.
“Sebenarnya, dari hitungan para ekonom, uangnya ada. Kita juga minta utang untuk penanganan covid-19 dari berbagai negara, tapi dana itu tidak tersalurkan, baru pakai 9% ada yang baru pakai 12% jadi itu membuktikan bahwa pemerintah nggak bisa dorong dana itu untuk menghasilkan perputaran ekonomi,” ujar Rocky
“Keadaan ini menunjukkan bahwa ada statistik yang dipermainkan. Kita berutang untuk hal yang tidak diperlukan, lalu ada sisa, lalu dipamerkan bahwa kita masih ada uang,” tambahnya,
Ketidak selarasan pernyataan juga terlihat pada saat para menteri menyampaikan kondisi ekonomi. Dimana pernyataan Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemulihan ekonomi sudah terjadi.
Namun, Mendagri Tito Karnavian dan Menkeu Sri Mulyani menyatakan ada kontraksi ekonomi yang berdampak pada target pertumbuhan perekonomian Indonesia. Bahkan Presiden Jokowi juga turut mengatakan ekonomi Indonesia setelah dipimpin oleh Menteri Luhut akan pulih pada 2021 ini.
“Jadi, omongan yang mana yang harus kita pegang? pak Luhut, Jokowi, Sri Mulyani atau percaya asosiasi pengusaha” kata Rocky
“ Ini akibatnya kalau satu lagu itu orkestranya dipimpin 7 dirigent, dan 7 dirigent itu enggak bisa baca not balok,” pungkasnya lagi.
Penulis Kanzun