(IslamToday ID) – Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menilai ekonomi syariah memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan ekonomi konvensional, sehingga mampu bertahan di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.
“Sebenarnya (ekonomi dan keuangan syariah) bukan tidak terpengaruh, hanya memang tidak serentan ekonomi konvensional. Sebenarnya ada hal-hal yang dimiliki oleh ekonomi dan keuangan syariah itu, yaitu pertama, mengedepankan prinsip keadilan,” kata Wapres, Rabu (26/4/2023).
Ia menyampaikan, dalam ekonomi syariah beban itu ditanggung bersama, sehingga untung dan risiko dibagi bersama. Di dalam ekonomi dan keuangan syariah, katanya, juga memungkinkan tidak adanya kredit, tetapi pembiayaan yang bebannya merupakan berbagi hasil serta risiko.
Wapres mengatakan, keunggulan lain dari sektor ekonomi syariah yakni tidak menggunakan prinsip spekulasi yang rentan akan ketidakpastian. “Ekonomi syariah itu tidak ada spekulasi, tidak ada yang membuat bahaya atau merugikan orang lain. Tidak ada spekulasi, tidak ada riba, dan tidak ada beban yang tidak perlu, sehingga ekonomi syariah itu bisa (bertahan),” jelasnya dikutip dari Kompas.
Menurut Wapres, ekonomi syariah juga mampu merangkul semua kalangan meskipun menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai ajaran agama Islam.
“Ekonomi syariah juga ekonomi yang inklusif, artinya bukan hanya untuk orang Islam saja, ini bisa untuk semua orang. Oleh karena itu, tidak heran bahwa ekonomi syariah itu pelaku usahanya juga tidak hanya orang Islam,” kata Wapres.
Mantan Ketua Umum MUI ini mencontohkan sejumlah negara yang mayoritas penduduknya bukan umat Islam pun sudah menaruh minat pada sektor ekonomi dan keuangan syariah.
“Korea misalnya, mereka juga menggerakkan farmasi yang halal, produk-produk halal, juga saya lihat di Taiwan dan China. Ini semua seolah menjadi semacam tren global,” ujar Wapres.
Walaupun mampu bertahan dari situasi pandemi, Wapres mengingatkan bahwa ada sejumlah hal yang mesti dilakukan agar ekonomi dan keuangan syariah terus berkembang.
“Pelajaran itu diambil dari adaptasi terhadap digitalisasi dan perkembangan teknologi informasi, karena kedua hal tersebut memang menjadi kunci pelayanan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. [wip]