(IslamToday ID) – Media sosial dihebohkan dengan fenomena “Anies Bubble”. Fenomena ini disebut-sebut mampu menggaet anak muda bahkan mampu menggeser fenomena “Gemoy” milik Prabowo Subianto.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut bahwa penggunaan media sosial (medsos) sebagai media kampanye saat ini memang dibutuhkan.
“Ada tren media sosial sebagai ruang keriuhan generasi muda yang sebagian besarnya memang natif media sosial, sehingga penting juga bagi para kandidat untuk menggunakan platform media sosial untuk menarik euforia pada kalangan generasi muda,” kata Dedi dikutip dari YouTube Medcom, Kamis (4/1/2024).
Dedi lantas mengungkapkan data survei dari generasi Z dan kelompok milenial yang akan memilih di 2024 bisa mencapai 52 persen. Sehingga apa yang dilakukan Anies Baswedan saat ini sudah tepat.
“Sementara mereka memang banyak melakukan kegiatan seperti politik banyak menggunakan media sosial. Media sosial yang paling banyak diminati saat ini media sosial yang berbasis live streaming, video, utamanya yang dilakukan Anies Baswedan,” jelasnya.
Tak hanya sebagai tren, penggunaan media sosial sebagai media kampanye juga dapat meningkatkan elektabilitas.
“Dari beberapa kasus yang ada pemilihan dalam rentang waktu 2021-2024 ini banyak terbukti. Di Malaysia dan Thailand partai anak muda juga memanfaatkan media sosial dan itu berhasil menumbangkan partai-partai politik yang dominan sebelumnya,” jelas Dedi.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kampanye menggunakan media sosial juga dilakukan oleh politisi di Filipina.
“Yang paling populer bahkan masih dibahas sampai saat ini bagaimana Ferdinand Marcos itu juga menggunakan media sosial, padahal dari sisi usia dia juga bukan anak muda. Tapi engagement dengan pemilih muda itu berhasil lantaran kandidat yang menggunakan media sosial dianggap memiliki kesamaan tren,” pungkasnya. [ran]