(IslamToday ID)— Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) Solo Raya memberikan tanggapannya terhadap pengakuan sejumlah rektor yang mengaku diminta oleh polisi membuat video testimoni positif terhadap pemerintahan Jokowi. Mereka berharap agar berita tersebut hanya salah paham dari aparat di lapangan atas intruksi dari Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Semoga kejadian tersebut adalah sebuah miss dari anggota di lapangan sehingga menjadi bias,” kata Koordinator ARB Solo Raya Usman Amirodin dalam video yang diterima ITD NEWS beberapa waktu lalu.
Usman juga meminta agar aparat dan semua pihak yang terlibat dalam kesuksesan Pemilu 2024 bisa bekerja secara professional. Sehingga Pemilu 2024 berjalan lancar, damai damai, lancar dan saling menghormati perbedaan pilihan.
“Dan kepada aparat keamanan khususnya Polri dalam hal ini Polda Jawa Tengah untuk tetap semangat dan terus memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat demi kedamaian dan kenyamanan warga Jawa Tengah,” ucap Usman.
Ia juga menegaskan kembali pentingnya persatuan dan kesatuan di tahun Politik 2024. Seluruh warga negara adalah anak kandung republik yang tidak semestinya saling bertikai.
“Kita adalah saudara kandung yang lahir dari Rahim yang sama yaitu Ibu Pertiwi Indonesia, tidak boleh saling berhadapan,” tegas Usman.
Berita permintaan pembuatan video testimoni ini disebut-sebut sebagai bagian dari cooling system. Aparat kepolisian sengaja mendatangi tokoh-tokoh masyarakat termasuk anggota kepolisian untuk membuat testimoni pemilu damai.
“Polisi hampir setiap hari mendatangi orang, bukan hanya rektor. Tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda,” kata Kabaharkam Polri Komjen Mohammad Fadil Imran dilansir dari inewsid, Rabu 7 Februari 2024.
Ia menduga berita hebohnya pengakuan para rektor dari sejumlah kampus di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu muncul seiring dengan gerakan para guru besar di 30-an kampus se-Indonesia.
“Ini barangkali karena yang didatangkan rektor saja, kemudian ada momentum-momentum seperti itu, kemudian menjadi sebuah perbincangan,” imbuhnya. [khs]