(IslamToday ID) – Konsultan politik Eep Saefulloh Fatah menggambarkan Presiden Jokowi sebagai seorang pendebat yang hebat. Namun, debat itu bukan dengan orang lain, melainkan dengan dirinya sendiri sehingga banyak yang menjulukinya pembohong. Itu terlihat sejak awal Jokowi mulai menjabat sebagai presiden.
“Jokowi dengan tegas mengatakan bahwa anak-anaknya tidak akan terlibat di dalam politik. Yang terjadi kemudian politisasi keluarga Jokowi terjadi. Pada tahun 2020 anaknya terpilih menjadi walikota Solo. Pada tahun yang sama menantunya terpilih jadi walikota Medan, dan dikuatkan dengan pernikahan Idayati, adiknya, dengan Anwar Usman yang Ketua MK,” kata Eep dikutip dari YouTube Keep Talking, Rabu (6/3/2024).
Pernikahan sang adik dengan Anwar Usman tersebut di kemudian hari melahirkan keputusan MK No 90 Tahun 2023, sehingga Gibran Rakabuming lolos sebagai calon presiden.
Memang pemilihan kepala daerah maupun kepala negara di Indonesia dilakukan secara demokrasi, tapi kata Eep, sebelum dipilih para calon telah ditunjuk sebelumnya. Dan dalam kasus Bobby dan Gibran ada campur tangan Jokowi.
“Keterlibatan presiden sudah dibuka oleh banyak orang tentang pencalonan Bobby dan Gibran. Menurut hemat saya itu ada cawe-cawe ketika proses pemilihan belum berlangsung. Ini jelas pelanggaran, ini jelas nepotisme, dan nepotisme ini diperkuat dengan pencalonan Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024,” paparnya.
Hal lain yang menunjukkan Jokowi seorang pendebat handal juga terlihat saat mengungkapkan pernyataan bahwa ketua umum partai yang menjabat sebagai menteri harus mengundurkan diri jadi ketua umum. Mulanya itu menjadi pertanda baik, namun ternyata justru sebaliknya.
“Lihat apa yang kemudian terjadi di periode kedua, semua dibantah secara terang benderang,” ujarnya.
Eep juga melabeli Jokowi sebagai pemecah belah yang heroik.
“Ia angkat isu politik identitas sebagai framing, sehingga yang terjadi adalah pengelompokan yang sangat hitam putih dan tegas di tengah politik Indonesia. Ini sebetulnya bukan cara yang sehat, seorang pemimpin negara memimpin negaranya. Mestinya kepala negara harus mengayomi rakyatnya,” pungkasnya. [ran]