(IslamToday ID) – Pengamat politik Yoes Kenawas menilai munculnya sederet nama anggota keluarga Presiden Jokowi dalam bursa pemilihan kepala daerah (pilkada) bukan hal yang mengagetkan. Pernyataan ini menanggapi mencuatnya nama istri Kaesang Pangarep, Erina Gudhono dalam bursa pilkada Sleman, DIY baru-baru ini.
Sebelumnya, putra Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka serta menantunya, Bobby Nasution telah lebih dulu maju dalam kompetisi pilkada pada 2020 dan kedua-duanya menang.
“Munculnya nama keluarga Jokowi di pilkada atau pemilu-pemilu lainnya bukan suatu yang mengagetkan. Itu adalah sebuah pragmatisme politik yang memang harus diakui memiliki daya tarik dan nilai jual kepada pemilih,” kata Yoes dikutip dari YouTube METRO TV, Rabu (13/3/2024).
Banyaknya keluarga Jokowi yang pada akhirnya terjun ke dunia politik dengan menjadi pimpinan daerah dipandang Yoes sebagai sebuah aji mumpung. Sebut saja Kaesang dan sang istri Erina Gudhono yang belakangan juga ramai dikabarkan masuk bursa pilkada Solo dan Sleman.
“Ini mengarah kepada kesempatan yang tidak akan datang dua kali bagi politisi seperti Joko Widodo yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya. Dan secara natural politisi itu akan berproses dan berkuasa selama mungkin, jadi ketika terbentur aturan maka membentuk dinasti politik adalah pilihan rasional,” jelasnya.
Meski dinasti politik dianggap melanggar etik, namun dengan cara itu disebut mampu mempertahankan dan memperluas kekuasaan.
“Jadi (dinasti politik digunakan untuk berbagai alasan) untuk mempertahankan legacy, ingin melanjutkan kebijakan-kebijakan terdahulu atau apapun alasannya itu merupakan pilihan yang rasional bagi seorang politisi,” katanya.
Yoes menilai apabila politik dinasti ini terus dilakukan bahkan dilanggengkan meski dalam hukum bukan sesuatu yang salah, tetapi akan berdampak besar bagi keberlangsungan demokrasi di negara ini.
“Demokrasi ini adalah sebuah proses bukan hanya ujungnya di hari pemilihan. Proses itu yang banyak diabaikan dan dikangkangi, sehingga di hari H pemilihan didapatkan nama dari keluarga tertentu. Harusnya memang ada proses terlebih dahulu di dalam partai seperti kaderisasi, pendidikan, dan lainnya,” pungkasnya. [ran]