(IslamToday ID) – Dalam beberapa hari ke depan sanksi embargo senjata kepada Iran akan dicabut. Artinya, negeri para Mullah itu bebas untuk kembali membeli dan menjual senjata dengan sejumlah mitra internasionalnya.
Seorang pejabat Iran menyatakan Teheran sangat menantikan pencabutan embargo senjata itu oleh PBB. Namun perkembangan ini telah dikutuk oleh Amerika Serikat (AS) yang menganggapnya merusak keamanan global.
Berakhirnya pembatasan PBB yang telah berlangsung selama satu dekade ini akan berakhir Ahad (18/10/2020). Ini akan terjadi setelah kampanye AS yang sebagian besar tidak berhasil untuk meyakinkan dunia internasional guna menentang Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) 2015, atau perjanjian nuklir Iran dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 untuk memperpanjang larangan industri senjata Iran.
Dengan seruan Washington ke PBB tidak dihiraukan, misi permanen Iran ke badan internasional tersebut mengatakan kurangnya dukungan untuk inisiatif AS menunjukkan posisinya vis-a-vis komunitas internasional.
“Sangat jelas bahwa PBB, dan sebagian besar negara anggotanya, menolak AS yang disebut kebijakan tekanan maksimum di Iran,” ujar juru bicara Iran, Alireza Miryousefi, seperti dikutip di Newsweek, Jumat (16/10/2020).
“Dan bahwa upayanya untuk lebih jauh lagi melanggar JCPOA dan UNSCR 2231 telah menyebabkan isolasi,” imbuhnya.
Iran belum secara resmi mengumumkan kesepakatan senjata dengan negara tertentu. Meski begitu, para pejabat Iran telah berulang kali membahas prospek melakukan bisnis dengan saingan AS, yakni Rusia dan China, yang telah secara vokal mengkritik kampanye “tekanan maksimum” Presiden Donald Trump untuk mengisolasi Iran.
Ditanya apakah Teheran memiliki negara tertentu dalam pikirannya, Miryousefi mengatakan negaranya memiliki opsi mulai hari Ahad.
“Iran memiliki banyak teman dan mitra dagang, dan memiliki industri senjata dalam negeri yang kuat untuk memastikan persyaratan pertahanannya terhadap agresi asing,” ujarnya.
“Sesuai dengan garis waktu yang dinyatakan dalam resolusi 2231, Iran akan dibebaskan dari pembatasan senjata paling cepat 18 Oktober. Secara alami, mulai tanggal itu, kami akan berdagang, atas dasar kepentingan nasional kami dengan negara-negara lain,” ungkapnya.
Sebelumnya, pemerintahan Trump telah lama berpendapat bahwa pembebasan Iran untuk perdagangan senjata akan bertentangan dengan kepentingannya sendiri dan kepentingan mitra regional, seperti Israel dan Arab Saudi.
Meskipun AS bergabung dengan Iran bersama dengan China, Perancis, Jerman, Rusia, dan Inggris pada 2015 untuk membentuk JCPOA, yang lebih dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran, pemerintahan Trump membatalkan kesepakatan pada 2018. Trump mengecap Iran sebagai sponsor terbesar teroris di dunia. [wip]