ISLAMTODAY ID — Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad menuding bahwa faktor korupsi mempercepat kejatuhan pemerintahan Pakatan Harapan (PH) tahun lalu. Diketahui sebelumnya pada saat itu, sejumlah anggota parlemen pemerintahan Pakatan Harapan memutuskan untuk membelot dan bergabung dengan UMNO dan PAS.
Dalam wawancara dengan Free Malaysia Today, Ketua Umum Parti Pejuang Tanah Air mengatakan sebaliknya kemudian “dipimpin oleh orang-orang yang dicurigai dan telah diadili di pengadilan karena banyak kejahatan”, dan bahwa politisi yang sama sekarang ini mendukung Pemerintahan Perikatan Nasional.
“Jadi, pemerintah [sekarang] didukung oleh orang-orang yang memiliki catatan kriminal. Dan mereka tampaknya memiliki pengaruh yang kuat. Jadi korupsi di Malaysia sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi yang membahayakan pemerintah negara ini, ”ujar Tun Dr. Mahathir Mohamad, dilansir dari Asia Pasific Research, Jumat (12/2).
Selain itu, Tun M juga memberikan contoh bahwa pemerintahan Barisan Nasional sebelumnya juga jatuh akibat korupsi, merujuk pada bagaimana politik uang begitu menjamur.
Dia juga menyebutkan skandal 1Malaysia Development Bhd (1MDB) yang katanya telah menunjukkan bahwa “seluruh pemerintah” dapat ditumbangkan dengan kekayaan, dan Tun Mahathir mengklaim praktik ini telah diambil oleh pemerintahan saat ini untuk mendapatkan dukungan.
“Pada tahap itu, saya sudah memperingatkan mereka, tapi itu sangat sulit karena orang-orang semua ingin menjadi menteri dan mereka semua bahkan bersedia meminjam uang untuk menyuap orang,” tandas Tun M.
Sementara itu, Mahathir Mohamad mengatakan bahwa kedua belah pihak yang terlibat dari perpecahan politik adalah “menyuap” pemilih, Tun M kemudian mengklaim bahwa demokrasi telah “memungkinkan” korupsi karena memenangkan dukungan bergantung pada siapa yang paling populer.
“Sekarang, orang memilih sesuai dengan sebera besar mereka dibayar. Ini bukan lagi soal memilih calon terbaik, tapi memilih calon yang akan memberi Anda uang [paling banyak], ”ungkap Tun Mahathir.
Indeks Persepsi Korupsi Malaysia
Untuk diketahui bulan lalu, LSM Transparency International menerbitkan laporannya tentang Indeks Persepsi Korupsi (CPI) yang menempatkan Malaysia di urutan ke-57 dari 180 negara tahun lalu.
Sementara itu, Malaysia berada di peringkat ke-51 dalam CPI pengawas internasional pada tahun 2019.
CPI Cabang Malaysia mengatakan penurunan peringkat menggarisbawahi skor yang memburuk, dari 53 poin pada tahun 2019 menjadi 51 tahun lalu.
Skor tersebut menunjukan tingkat korupsi negara dengan nol dianggap sebagai yang paling korup, dan 100 nilai untuk yang dianggap paling bersih dan transparan.[Resa]