ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com dengan judul US ‘Committed’ To Open-Ended Occupation Of Syria As Countries Begin Normalization With Assad.
Pada hari Kamis (7/10), seorang pejabat senior Kurdi Suriah berada di Washington dan bertemu dengan pejabat AS yang mengatakan kepadanya bahwa AS akan melanjutkan kehadiran militernya di Suriah timur.
“Baru-baru ini, semua orang mengira Amerika Serikat akan mundur, tetapi mereka dengan jelas mengatakan bahwa mereka akan bertahan selama kehadiran ISIS masih ada,” ujar Ilham Ahmed kepada Reuters, seperti dilansir dari ZeroHedge, Sabtu (9/10).
Untuk diketahui, Ahmed adalah pemimpin Dewan Demokratik Suriah, sayap politik Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi yang didukung AS di Suriah timur.
AS menggunakan ISIS sebagai alasan untuk tetap tinggal di Suriah, tetapi pendudukan dan dukungannya untuk SDF adalah bagian dari kampanye yang lebih luas melawan pemerintah Suriah Bashar al-Assad.
Sebagian besar ladang minyak Suriah berada di wilayah Suriah di mana AS mendiami.
Sementara itu, pendudukan menjauhkan sumber daya vital dari tangan Damaskus.
Selain kehadiran militer, AS mempertahankan sanksi ekonomi yang melumpuhkan terhadap Suriah yang secara khusus menargetkan sektor energi dan konstruksi, sehingga menyulitkan negara tersebut untuk membangun kembali.
Pekan lalu, setelah Yordania membuka kembali perbatasannya di Suriah, Departemen Luar Negeri mengatakan AS tidak memiliki rencana untuk menormalkan atau meningkatkan hubungan dengan Damaskus.
Ahmed mengisyaratkan bahwa SDF mungkin terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan pemerintah Suriah, bahkan ketika pemerintahan Biden tetap mengisolasi Damaskus melalui rejimen sanksi yang berat.
“Negara-negara seperti Rusia juga membuat persiapan untuk membantu dialog yang lebih sehat dengan rezim Suriah,” ungkapnya.
SDF sebelumnya telah memperingatkan Washington bahwa mereka dapat bergabung dengan Assad jika AS menarik pasukannya dari Suriah.
(Resa/Sputniknews/Reuters)