ISLAMTODAY ID-Perusahaan Israel berada di balik spyware peretasan telepon Pegasus yang dilaporkan telah digunakan di seluruh dunia untuk membobol telepon para aktivis hak asasi manusia, jurnalis, dan politisi.
Pihak berwenang AS telah menempatkan pembuat spyware Pegasus Israel dalam daftar perusahaan terlarang, dengan membidik pusat perangkat lunak untuk skandal pengawasan jurnalis dan pejabat.
Departemen Perdagangan AS mengatakan pada hari Rabu (3/11) bahwa NSO Group sedang ditambahkan ke “daftar entitas,” yang membatasi aksesnya ke komponen dan teknologi AS dengan meminta izin pemerintah untuk ekspor.
“Amerika Serikat berkomitmen untuk secara agresif menggunakan kontrol ekspor untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan yang mengembangkan, memperdagangkan, atau menggunakan teknologi untuk melakukan aktivitas jahat yang mengancam keamanan siber anggota masyarakat sipil, pembangkang, pejabat pemerintah, dan organisasi di dalam dan luar negeri,” ujar Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (4/11).
NSO membalas keputusan itu, dengan mengatakan “teknologinya mendukung kepentingan dan kebijakan keamanan nasional AS dengan mencegah terorisme dan kejahatan.”
“Kami akan mengadvokasi agar keputusan ini dibatalkan,” ujar juru bicara NSO.
Washington juga menargetkan perusahaan Israel Candiru, Computer Security Initiative Consultancy PTE (COSEINC) yang berbasis di Singapura dan perusahaan Rusia Positive Technologies.
Departemen mengatakan menempatkan perusahaan-perusahaan ini dalam daftar entitas adalah bagian dari upaya pemerintahan Biden untuk mempromosikan hak asasi manusia dalam kebijakan luar negeri AS.
Alat Peretasan Pegasus
Perusahaan, NSO, dilanda kontroversi atas laporan bahwa puluhan ribu aktivis hak asasi manusia, jurnalis, politisi dan eksekutif bisnis di seluruh dunia terdaftar sebagai target potensial dari perangkat lunak Pegasus-nya.
Ponsel cerdas yang terinfeksi Pegasus pada dasarnya diubah menjadi perangkat pengintai saku, memungkinkan pengguna untuk membaca pesan target, melihat foto mereka, melacak lokasi mereka dan bahkan menyalakan kamera mereka tanpa mereka sadari.
Para kritikus mengatakan ketersediaan luas perangkat lunak seperti Pegasus sekarang memungkinkan bahkan pemerintah otoriter yang kekurangan uang untuk secara efektif membeli jawaban mereka sendiri kepada Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, dengan kekuatan pengawasan yang sangat invasif.
Sementara perusahaan yang menawarkan teknologi semacam itu bermunculan di seluruh dunia, beberapa telah didirikan di Israel, menarik rekrutan dari elit intelijen militer.
Lembaga pertahanan Israel telah membentuk sebuah komite untuk meninjau bisnis NSO, termasuk proses pemberian izin ekspor.
NSO bersikeras bahwa perangkat lunaknya dimaksudkan untuk digunakan hanya dalam memerangi terorisme dan kejahatan lainnya dan mengatakan bahwa itu mengekspor ke 45 negara.
(Resa/TRTWorld)