ISLAMTODAY ID-Polisi di Uzbekistan telah memaksa puluhan pria Muslim yang berpraktik untuk mencukur jenggot mereka menurut laporan hari ini oleh RFE/RL.
Selama beberapa minggu terakhir, ada beberapa insiden pria dipanggil oleh polisi di kota Yangiyul, 20 kilometer selatan ibukota, Tashkent, ungkap koresponden.
Seorang aktivis lokal, yang tidak mau disebutkan namanya, menyatakan bahwa dalam sebulan terakhir saja, 22 pria mencukur jenggot mereka secara paksa di kota.
“Hanya pria religius yang dipaksa untuk mencukur jenggot mereka,” tudingnya, seraya menambahkan bahwa praktik itu tampak “sistematis”.
Seorang warga Yangiyul mengatakan kepada RFE/RL bahwa “Polisi mengatakan bahwa kami terlihat seperti teroris.”
“Kami menumbuhkan jenggot karena ini dianggap sejalan dengan tradisi dan praktik Nabi Muhammad. Itu melanggar hak kami,” ujarnya, seperti dilansir dari MEMO, Kamis (25/11).
Kebijakan tersebut telah dikritik oleh kelompok hak asasi selama beberapa tahun, dan tampaknya meningkat karena pemerintah mengatakan akan menekan apa yang disebut sebagai Islam radikal.
Hal ini mengikuti periode singkat di mana otoritas Uzbekistan mulai melonggarkan kebijakan garis keras sebelumnya terhadap agama.
Pada bulan Juni, dilaporkan bahwa pemerintah Uzbekistan menarik mahasiswa studi Islam di Mesir dan Turki sebagai bagian dari upaya untuk mengontrol dan membatasi interpretasi tertentu tentang Islam yang tidak disetujui oleh Negara.
Pada bulan Desember tahun lalu, Departemen Luar Negeri AS menghapus negara Asia Tengah dari daftar pengamatan khusus untuk pelanggaran kebebasan beragama, karena pemerintah dianggap tidak lagi terlibat atau menoleransi “pelanggaran berat kebebasan beragama”.
Uzbekistan sebelumnya telah ditetapkan sebagai Negara Perhatian Khusus dari tahun 2006 hingga tahun 2017, dan dipindahkan ke Daftar Pengawasan Khusus pada tahun 2018 dan tahun 2019.
Namun, menurut Laporan 2020 tentang Kebebasan Beragama Internasional, ditemukan bahwa Uzbekistan terus memaksa pria Muslim untuk mencukur jenggot mereka dan untuk mencegah wanita mengenakan jilbab di sekolah dan kantor.
(Resa/MEMO/RFE/RL)