ISLAMTODA ID- Yousef al Otaiba, duta besar Emirat untuk AS, menegaskan bahwa Houthi menggunakan rudal bersama dengan drone dalam serangan di Abu Dhabi minggu ini yang menewaskan tiga orang dan memicu kebakaran di depot bahan bakar dan bandara internasional.
Pemberontak Houthi Yaman telah menggunakan rudal jelajah dan balistik, selain drone, dalam serangan di Abu Dhabi minggu ini yang menewaskan tiga orang dan memicu kebakaran di depot bahan bakar dan bandara internasional.
Pernyataan Yousef al Otaiba, duta besar Emirat untuk Amerika Serikat, menandai pengakuan resmi bahwa rudal – dan bukan hanya drone – digunakan dalam serangan hari Senin (17/1), yang diklaim oleh Houthi.
“Beberapa serangan – kombinasi rudal jelajah, rudal balistik, dan drone – menargetkan situs sipil di Uni Emirat Arab,” ungkap Otaiba pada hari Rabu (19/1), seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (20/1).
“Beberapa dicegat, beberapa di antaranya tidak dan tiga warga sipil tak berdosa sayangnya kehilangan nyawa mereka,” tambahnya dalam sambutannya di acara virtual yang diselenggarakan oleh Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional Amerika.
Acara tersebut diadakan untuk membahas kebijakan AS dan hubungan Israel dengan UEA dan Bahrain.
Otaiba mengatakan UEA menekan Washington untuk sekali lagi menunjuk Houthi sebagai organisasi teroris.
Otaiba tidak menanggapi pertanyaan lebih lanjut dari The Associated Press tentang berapa banyak rudal yang menargetkan UEA dan berapa banyak yang dicegat.
Rudal dan pesawat tak berawak dengan bom yang terpasang – jika ditembakkan dari kubu Houthi di Yaman utara – perlu menempuh jarak sekitar 1.800 km (1.100 mil) untuk mencapai target di Abu Dhabi.
Lima Rudal Balistik?
Serangan Senin (17/1) menargetkan depot bahan bakar Abu Dhabi National Oil Co. di zona industri di luar pusat kota ibukota Emirat, serta area Bandara Internasional Abu Dhabi yang masih dalam pembangunan.
Serangan itu menewaskan dua warga negara India dan satu warga Pakistan.
Houthi mengatakan mereka menembakkan lima rudal balistik dan sejumlah drone bermuatan bahan peledak.
Mereka mengatakan mereka menargetkan bandara Abu Dhabi dan Dubai, yang tersibuk di dunia untuk transit internasional, serta kilang minyak dan fasilitas sensitif Emirat lainnya.
Tidak ada indikasi Dubai terkena serangan Senin (17/1).
UEA adalah anggota kunci koalisi pimpinan Saudi yang memasuki perang saudara Yaman pada tahun 2015, setelah Houthi menguasai ibu kota Sana’a tahun sebelumnya dan menggulingkan presiden negara itu dari kekuasaan.
Meskipun UEA sebagian besar telah menarik pasukannya dari konflik, ia tetap sangat terlibat dalam perang dan mendukung milisi lokal di Yaman.
Houthi telah menggunakan pesawat tak berawak dan rudal untuk menyerang Arab Saudi dan target minyak di Teluk Persia selama perang Yaman, sekarang di tahun kedelapan.
Serangan hari Senin adalah pengakuan pertama UEA telah dipukul oleh Houthi.
Ada beberapa kematian warga sipil di Arab Saudi akibat serangan Houthi lintas perbatasan.
Koalisi yang dipimpin Saudi mengintensifkan serangan udara terhadap Houthi yang didukung Iran di seluruh Yaman pada Senin malam, termasuk di Sana’a.
Setidaknya 14 orang, termasuk seorang pejabat senior militer Houthi, tewas dalam satu serangan udara di Sanaa, kata kelompok itu.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa ada lima warga sipil di antara yang tewas.
(Resa/TRTWorld)