ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Aldgra Fredly melalui The Epoch Times, dengan judul India Test-Fires Nuclear-Capable Ballistic Missile After Minor Border Clash With China.
India luncurkan uji rudal balistik berkemampuan nuklir jarak jauh ( Agni-5) pada pada hari Kamis (15/12).
Langkah ini terjadi beberapa hari setelah bentrokan baru antara pasukan India dan China di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan.
Menteri Urusan Parlemen India Pralhad Joshi mengatakan keberhasilan peluncuran Agni-5 dari Pulau Abdul Kalam di negara bagian Odisha timur menandai tonggak bersejarah bagi industri pertahanan India.
“Rudal itu akan menambah nilai besar bagi pertahanan dan memperkuat keamanan nasional secara lebih luas karena dapat menempuh jarak lebih dari 5400+ kilometer,” ungkap Joshi di Twitter, seperti dilansir dari ZeroHedge, Sabtu (17/12).
Untuk diketahui, rudal balistik Agni-5 menggunakan mesin berbahan bakar padat tiga tahap.
Menurut Kementerian Pertahanan India, senjata ini mampu menyerang target pada jarak hingga 5.000 kilometer (sekitar 3.100 mil) dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi.
Pada 27 Oktober 2021, kementerian sudah melakukan uji coba rudal balistik permukaan-ke-permukaan Agni-5.
Langkah tersebut bertujuan menegaskan kembali kebijakan India untuk memiliki pencegahan minimum yang kredibel yang mendukung komitmennya untuk “Tidak Ada Penggunaan Pertama”.
Kebijakan “No First Use” India menetapkan bahwa senjata nuklir hanya akan digunakan sebagai pembalasan terhadap serangan nuklir di wilayah India atau pasukan India.
Bentrokan Baru
Peluncuran rudal Agni-5 terjadi di tengah ketegangan baru antara India dan rezim China.
Aksi tersebut setelah adanya bentrokan antara kedua pasukan di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan pada 9 Desember.
Menteri Pertahanan Rajnath Singh mengatakan bahwa pasukan India mencegah tentara China melewati garis kontrol aktual (LAC) di Sektor Tawang di negara bagian Arunachal Pradesh di timur laut India, sebuah wilayah yang diklaim oleh China sebagai miliknya.
“Upaya China ditentang oleh pasukan kami dengan tegas dan tegas,” ungkap Singh kepada parlemen.
Bentrokan perbatasan mengakibatkan luka ringan di kedua sisi.
Singh mengatakan bahwa komandan India bertemu dengan mitranya dari China setelah insiden tersebut.
Lebih lanjut, dia menuntut pasukan China agar menahan diri dari tindakan semacam itu.
Ini terjadi karena video perkelahian kekerasan yang tidak dilaporkan sebelumnya antara pasukan China dan India yang diyakini terjadi pada September 2021 di Arunachal Pradesh menjadi viral di media sosial minggu ini.
Sekretaris Pers Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder mengatakan Amerika Serikat akan “sepenuhnya mendukung upaya berkelanjutan India untuk mengurangi” situasi dan memantau perkembangan dengan cermat.
“Kami telah melihat RRT terus mengumpulkan pasukan dan membangun infrastruktur militer di sepanjang apa yang disebut LAC,” ungkap Ryder kepada wartawan pada 13 Desember.
“Meskipun demikian, hal itu mencerminkan, dan penting untuk ditunjukkan, tren yang berkembang oleh RRT untuk menegaskan diri dan menjadi provokatif di bidang yang ditujukan kepada sekutu AS dan mitra kami di Indo-Pasifik,” tambahnya.
Partai Komunis China (PKC) tidak mengakui pertempuran itu dalam pengarahan media hariannya pada 13 Desember.
“Sejauh yang kami tahu, wilayah perbatasan China-India umumnya stabil, dan kedua belah pihak telah menjaga komunikasi yang lancar mengenai masalah terkait perbatasan melalui saluran diplomatik dan militer,” ungkap juru bicara Wang Wenbin ketika diminta untuk mengomentari pernyataan resmi India di bentrokan.
Bentrokan perbatasan terjadi hanya beberapa hari setelah PKC mengkritik latihan militer bersama India-AS di Uttarakhand, sekitar 62 mil dari LAC, yang diklaim melanggar semangat perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tahun 1993 dan 1996.
Terakhir kali terjadi bentrokan berdarah besar antara kedua tentara pada 15 Juni 2020, di Galwan, Ladakh timur di Himalaya timur laut, di mana 20 tentara India dan 40 tentara PLA tewas.
Rezim Tiongkok mengklaim hanya 4 orang tewas dalam konflik itu, tetapi sumber-sumber India dan Rusia membantahnya.
Pertempuran itu juga terjadi karena infrastruktur perbatasan yang dibangun India di wilayah tersebut.
Kekhawatiran Lebih Besar
Pensiunan Kolonel Vinayak Bhat, seorang ahli citra satelit dan seorang veteran intelijen militer India mengatakan kepada The Epoch Times bahwa ada hal-hal yang lebih besar yang harus menjadi perhatian India di Arunachal Pradesh.
Dia mengklaim bahwa pasukan China telah menyusup jauh ke dalam wilayah India dan telah membangun pangkalan bawah tanah dan markas bawah tanah di wilayah India yang telah mereka duduki.
“India harus mengambil tindakan tegas untuk memastikan tidak ada lagi kehilangan wilayah yang terjadi. India dan Angkatan Darat India mampu menangani bentrokan kecil ini,” ungkap Bhat.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa Angkatan Darat India akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan tidak ada kehilangan wilayah atau eskalasi konflik.
(Resa/ZeroHedge)