IslamToday ID — Mantan Menteri Keuangan di era Presiden Soeharto , Fuad Bawazier mengomentari keadaan ekonomi Indonesia yang kini sedang terjatuh dengan adanya utang hingga Rp 6000an triliun. Ia melihat pemerintahan Presiden Jokowi sedang dalam keadaan kebingungan.
Lanjutnya, kebingungan ini dikarenakan pemerintah ingin menutupi besarnya pengeluaran yang telah dikeluarkannya. Ia menduga banyaknya utang ini digunakan untuk menutupi pengeluaran yang membengkak.
Namun, utang tersebut, menurut dia, tak bisa menutupi terus-menerus. Pasalnya, sekarang Indonesia semakin sulit dalam mencari utang.
“Kebingungan. Saya memandang pada kasus pemerintah ini mungkin mulai kebingungan pengeluarannya itu tidak bisa menutupi kan. Pertama saya lihat itu coba ditutup pakai utang,” katanya dalam video bertajuk ‘Kajian Pakar & Pernyataan Sikap Bersama Atas Rencana PPN Sembako & Sekolah ‘ Selasa, (22/06/2021).
Kemudian, Fuad juga menduga alasan ini lah yang membuat pemerintah meminta bantuan Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang lagi, dengan dalih surat utang yang dibeli oleh Bank Indonesia.
“Lama-lama makin sulit cari utang nah mungkin udah minta tolong BI. Sebenarnya kalau minta tolong bi itu dengan kata lain umumnya cetak uang itu jadi kayak kembali zaman orde lama bung Karno dulu kan cetak uang. ya dibantu sama BI, tapi rupanya kekurangan ini saya punya gagasan,” ucapnya.
Tak hanya itu, Fuad memandang, kenaikan PPN yang direncanakan pemerintah juga menjadi alasan untuk menutupi pengeluaran tersebut. Diketahui melalui UU Nomor 6 Tahun 1983, pemerintah berniat untuk melebarkan pajak PPN.
“Dilontarkan lah itu dikirim ke DPR sehingga di sana undang-undang pajak yang sebelumnya yang masih berlaku sampai hari ini ditulis dikecualikan dari pengenaan PPN adalah ya sembako itu pendidikan , ada kesehatan nah ayat itu di undang-undang yang dikirim ke DPR itu dinyatakan dicabut dihapus di situ,” ujarnya.
“wah ini pendidikan gede banget ini gede banget , sedangkan tarif PPN pajak pertambahan nilai itu 10 persen bayangin kalau kena 10 persen 10 persen. Dari sini wah meledak di penerimaan ( Negara ) kira-kira gitu itu saya bayanginnya ini,” lanjutnya.
Fuad mengatakan , rencana tersebut telah membuat public gempar, sehingga banyak yang mengajukan protes. Dan kegemparan tersebut, menurutnya, membuat pemerintah terkejut dan segara mengeluarkan argument untuk membuat public tenang.
“Melihat rakyat gusar kelihatannya pemerintah kaget kalau saya saya membacanya ini kaget. Lalu mencoba mengurangi kegelisahan masyarakat dengan argumentasi argumentasi dadakan lah. Kalau argumentasi yang yang real yang memang sebenernya mau seperti itu (niat revisi ),”
Penulis Kanzun