(IslamToday ID) – Sebelum terjatuh, pesawat Rimbun Air PK-OTW disebut dua kali gagal mendarat di Bandara Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021).
Wadanyonif Mekanis 521/DY, Mayor Inf Edi Dipramono menduga pesawat gagal landing pada kesempatan pertama karena kabut tebal di sekitar landasan.
“Pesawat gagal landing pada kesempatan pertama, mungkin tidak bisa lihat landasan karena tertutup kabut tebal,” katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Setelah gagal, pesawat kargo tersebut kembali naik dan berputar. Selanjutnya, pesawat kembali mencoba melakukan pendaratan untuk kali kedua.
“Dan pada percobaan yang kedua, pesawat bablas (melewati bandara) kemudian terdengar suara pesawat gemuruh di gunung, pesawat jatuh,” ucap Edi.
Diketahui, pesawat itu berisi tiga awak, yakni Pilot, Co-Pilot, dan seorang teknisi pesawat. Tidak ada penumpang lain dalam pesawat yang terjatuh itu.
Pesawat tersebut dari Kabupaten Nabire menuju Kabupaten Intan Jaya sekitar pukul 06.40 WIT. Lalu, pada pukul 07.37 WIT Airnav Sugapa melakukan komunikasi terakhir dengan pilot.
Tim gabungan TNI-Polri tengah berupaya melakukan evakuasi ke lokasi yang diduga berada sekitar 800 meter dari bandara. Pesawat Rimbun Air ditemukan pada ketinggian 2.400 meter di wilayah Kampung Bilogai, Distrik Sugapa.
“Jatuhnya pesawat di perbukitan, sehingga tim gabungan saat ini sedang menuju ke lokasi. Mudah-mudahan 2 sampai 3 jam ke depan sudah tiba di lokasi dan segera melakukan evakuasi,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal.
Bawa Bahan Bangunan
Pesawat kargo berjenis Twin Otter 300 milik maskapai Rimbun Air itu terbang membawa material bangunan dan sembako dari bandara Nabire menuju Kabupaten Intan Jaya.
Twin Otter 300 merupakan jenis pesawat yang dibangun untuk mengangkut penumpang sipil degan sayap high wing, yang dikembangkan di Kanada. Awalnya pesawat itu dikembangkan oleh de Havilland Canada pada tahun 1965 hingga 1988.
Pengembangan pesawat berjenis mesin turboprop itu dimulai pada tahun 1964 yang awalnya mengembangkan seri 100, lalu dikembangkan dengan peningkatan performa pada seri 200 serta ditambah hidung pesawat yang lebih panjang.
Pada tahun 1969 perusahaan mengembangkan seri Twin Otter 300, dan terdapat peningkatan performa pesawat menggunakan mesin PT6A-27. Belakangan Bombardier selaku pemilik lisensi pesawat itu terus memperbarui Twin Otter hingga series 400.
Dikutip Flightglobal, pesawat Twin Otter 300 dapat membawa hingga 19 penumpang dan 2 crew. Pesawat itu disebut menjadi pesawat penumpang komuter yang sukses serta pesawat kargo dan evakuasi medis.
Selain itu, pesawat Twin Otter populer digunakan untuk operasi terjun payung komersial, serta digunakan oleh Tim Parasut Angkatan Darat Amerika Serikat dan Skuadron Pelatihan Terbang ke-98 Angkatan Udara Amerika Serikat.
Dapat Mendarat di Air
Perangkat pendaratan Twin Otter 300 yang berbentuk roda diketahui dapat diganti menggunakan pelampung atau ski. Sehingga pesawat dapat mendarat di bidang air maupun salju.
Sedangkan di Indonesia sendiri pesawat Twin Otter 300 kerap digunakan dan beroperasi di kawasan Indonesia timur, yang fasilitas bandaranya masih terbilang minim.
Pada tahun 1969 Twin Otter 300 selesai dikembangkan. Pesawat itu menggunakan mesin PT6A-27 yang lebih bertenaga dari sebelumnya, menghasilkan 680 hp (510 kW) yang rata-rata hingga 620 hp (460 kW).
Dikutip dari The Globe and Mail, pengembangan seri 300 disebut menjadi peningkatan yang paling sukses, dengan pengiriman sebanyak 614 unit ke berbagai negara ketika peluncuran.
Pada tahun 1972, biaya per unitnya adalah 680.000 dolar AS atau senilai XXXX dan pada tahun 1976 harga jual menjadi 700.000 dolar AS. Pada tahun 2018 harga pesawat itu masih dibanderol lebih dari 2,5 juta dolar AS.
Twin Otter 300 memiliki panjang 15,7 meter, tinggi 5,94 meter dengan lebar per sayap 19,8 meter. Pesawat itu memiliki bobot kosong 3.363 kilogram, dan berat maksimal 5.670 kilogram, menurut laporan Aviation Safety.
Pesawat itu memiliki jarak tempuh terjauh hingga 1705 kilometer dengan bobot angkut 860 kilogram, sedangkan jika bobot angkut maksimal 1.135 kilogram dapat terbang sejauh 1.279 kilometer saja. Kecepatan maksimum Twin Otter 300 mencapai 338 kilometer per jam. [wip]