(IslamToday ID) – Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan blak-blakan mengenai wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. Menurutnya, Presiden Jokowi sudah menyatakan kalau taat konstitusi. Hanya saja, ia mengingatkan konstitusi itu dibuat oleh anggota DPR/MPR.
Jika rakyat memang menghendaki Jokowi terus memimpin, maka harus siap menerima konsekuensi itu. Luhut malah balik menyindir ada pihak yang tidak siap jika Pemilu 2024 ditunda, lantaran agenda untuk meraih kekuasaan menjadi gagal.
“Kalau (aspirasi) rakyat berkembang terus gimana? DPR gimana? MPR gimana? Kan konstitusi yang dibikin itu yang ditaati presiden, siapa pun presidennya. Ini orang kan pada takut saja, sudah pengin jadi gini, takut tertunda,” kata Luhut di acara Deddy Corbuzier, Sabtu (12/3/2022).
Luhut pun menyinggung jika pihaknya memiliki data sekitar 110 juta percakapan di media sosial (medsos) yang mendukung wacana Pemilu 2024 ditunda. Dengan begitu, masa jabatan Jokowi ikut diperpanjang sampai 2027.
Meski begitu, Luhut mengaku capek menjadi menteri dan bakal berhenti sampai 2024. Ia mengaku sesudah itu siap saja jika diminta membantu pemerintahan Jokowi sebagai penasihat presiden.
“Saya tahun 2024 dikasih 77 tahun (usia). Saya kalau diminta mau jadi penasihat lah, kita tahu diri lah. Capek juga mengurus negeri ini, jangan dipikir gampang,” ucap Luhut.
Ia mengklaim, big data yang dimilikinya menyimpulkan jika rakyat kelas menengah ke bawah tidak ingin ribut-ribut seperti pelaksanaan Pilpres 2019. Ia juga tidak ingin lagi rakyat terbelah menjadi dua kubu hingga muncul label cebong dan kampret. Belum lagi, ia menyinggung biaya Pemilu 2024 sangat mahal dan menguras kas negara.
Luhut mengaku mendapat aspirasi dari rakyat yang tidak ingin ada pemilu yang menelan anggaran sampai Rp 100 triliun lebih, apalagi pada masa pemilu ekonomi seperti sekarang.
“Kita coba apa tangkap dari publik suara big data itu bilang kita mau habisin Rp 100 triliun lebih untuk milih ini, keadaan begini ngapain sih? Rp 110 triliun untuk pilpres dengan pilkada, kan serentak? Itu rakyat yang ngomong,” ujar Luhut.
Ia berani menyebut ada kader partai oposisi juga yang ingin Pemilu 2024 ditunda. Karena itu, Luhut bakal menyerap semua aspirasi itu untuk dipertimbangkan.
“Ini kan ceruk ini, orang-orang ini ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, PDIP, PKB, ada di Golkar, dan di mana-mana ini ceruk ini, maka yang mendengarkan suara kami,” ucap Luhut.
Tidak hanya itu, Luhut juga mengingatkan politikus atau pihak mana pun jangan sampai merasa suaranya seolah mewakili seluruh rakyat Indonesia. Karena suara politik itu sama dengan rakyat, seperti tukang pacul. Hal itu lantaran sistem pemilihan di Indonesia satu orang satu suara.
Sehingga, Luhut mengingatkan agar penolakan terhadap wacana pemilu ditunda tidak membawa-bawa suara rakyat. Apalagi, katanya, rakyat masih sangat menghendaki Jokowi terus memimpin. [wip]